Suara.com - Apapun yang diposting Rosa Meldianti, tampaknya akan selalu berbuah bully dan hujatan netizen. Nama Rosa Meldianti alias Meldi mendadak tenar belakangan ini lantaran kontroversi akibat perseteruannya dengan sang tante, Dewi Perssik.
Belum lama ini pose Meldi di Instagram justru membawa komentar pedas dari netizen. Melihat banyaknya hujatan yang dilayangkan netizen untuknya, Meldi pun hanya bisa pasrah dan kuat menjalani hidup dengan banyaknya hujatan-hujatan yang diterima.
"Banyak yang menginginkan aku drop, aku mati, mendoakan aku gila bahkan mematahkan semangatku yang jelas2 masa depanku masih panjang dan aku masih baru beberapa kali melangkah. Banyak yang bilang aku anak durhaka dll aku hanya bisa tersenyum dan berkata dalam hati. Bagaimana bisa seseorang menilai aku anak durhaka sedangkan ibuku selalu bersamaku dan selalu mendukungku?
Pernah kah anak2 seusia meldi diluar sana mencoba berfikir diposisi meldi ? Kenapa meldi bisa sekuat dan seberani ini?
Jadi aku sebentar saja ? Hehe...Yahh tapi semua kembali lagi , sebenar dan sebaik apapun yang dilakukan ketika dilihat dari sisi kebencian semua itu sia2 ," curhat Meldi di akun Instagramnya.
Komentar pedas netizen sepertinya tak mempedulikan kesedihan Meldi.
"Org mah di puji org lain. Kalo lu mah muji diri sendiri mulu heran gw," tulis netizen
"Yg kepengen cepet tenar ..wkwkwkw," seru akun lain
"Pulang aja nak , jakarta keras ,"
"Generasi buruk," nyinyir akun lainnya.
Maraknya penggunaan sosial media saat ini tak hanya menimbulkan manfaat positif bagi kehidupan, tapi juga bisa menimbulkan masalah baru yang sulit untuk dibendung para penggunanya. Apalagi kalau bukan bully, hujatan yang masuk ranah cyberbullying.
Baca Juga: Akhirnya Terungkap! Ini Alasan WhatsApp Mulai Ditinggalkan
Data UNICEF 2016 menyebutkan bahwa penggunaan sosial media atau internet saat ini, sebanyak 41-50 persen remaja Indonesia berusia 13-15 tahun pernah mengalami tindakan cyberbullying.
Berbeda dari tindakan bullying tradisional, lanjut dia, pelaku cyberbullying sangat sulit terlacak. Kebanyakan terjadi, kata Iqbal, dalam bentuk verbal dan visual, seperti bentuk komentar penyebaran rumor, olok-olok, ejekan hingga penjebolan akun sosial media.
"Cyberbullying bisa muncul di mana saja. Kalau bullying tradisional hanya ada di tempat tertentu seperti di sekolah, saat kembali ke rumah mereka punya ruang aman. Tapi cyberbullying bisa muncul 24 jam di manapun, kapanpun sehingga tidak ada ruang aman bagi korban," jelas dia kepada Suara.com beberapa waktu lalu.
Inilah yang membuat korban cyberbullying yang tidak kuat menerima hujatan akan mengalami dampak yang lebih parah daripada bullying tradisional. Iqbal mengungkap dampak akibat cyberbullying ada dua. Pertama, yakni si korban mengalami penurunan performa akademis, seperti nilai atau IPK jatuh.
Kedua, mereka kerap melakukan perilaku berisiko, seperti menggunakan narkoba, kebut-kebutan di jalan yang akan berujung pada tindakan bunuh diri.
"Banyak orang yang bunuh diri setelah kejadian cyberbullying. Ini sangat sulit dihadapi," ujar dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda