Suara.com - Berhubungan seks untuk pertama kalinya memang menyakitkan, terutama bagi perempuan. Namun bagaimana jika nyeri saat bercinta dialami setiap kali berhubungan seks?
Menurut konsultan obstetri dan ginekologi subspesialisasi fertilitas Siloam Hospitals Kebon Jeruk (SHKJ) Dr. med. Ferdhy Suryadi Suwandinata, Sp.OG(K-FER), nyeri hebat saat bercinta bisa jadi tanda adanya endometriosis dalam tubuh perempuan.
Endometriosis sendiri, tambah dr. Ferdhy, adalah suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh jaringan endometrium yang letaknya tidak beraturan, bisa berada di ovarium, dinding luar rahim, vagina, usus, kandung kemih, bahkan otak.
"Gejala awal endometriosis yang paling umum dan paling sering terasa adalah nyeri yang berlebihan pada saat menstruasi dan sulit punya anak. Nah, sulit punya anak ini karena nyeri ketika berhubungan seks," ujar dr. Ferdhy dalam temu media di SHKJ, Rabu (28/11/2018).
Ia menambahkan, nyeri saat bersenggama ini membuat pasangan malas bercinta. Alasannya, endometriosis tumbuh di sekitar vagina atau pun leher rahim yang memicu rasa nyeri ketika tersentuh. Akibatnya, mereka menjadi sulit memiliki keturunan karena malas bercinta.
Untuk meredakan rasa nyeri akibat endometriosis ini, perempuan bisa menjalani beberapa metode penanganan. Pertama, bisa melalui proses pembedahan. Namun metode operasi ini disarankan untuk Anda yang sudah tak ingin memiliki keturunan, karena dikhawatirkan proses ini akan menyebabkan kerusakan pada indung telur.
"Untuk perempuan yang tidak mau memiliki anak lagi, bisa dibedah, lalu kista dibuang semua. Karena kemungkinan kista tumbuh lagi itu ada dua tahun. Kalau berulang operasi, jumlah indung telur semakin berkurang, dan buat yang masih mau memiliki keturunan tidak disarankan," tambah dia.
Metode lainnya yang bisa dijalani adalah induksi ovulasi. Melalui metode ini kista tidak akan dibuang. Dokter hanya akan memberikan supresi agar endometriosis tidak bertambah parah. Metode ini disarankan bagi perempuan yang masih ingin memiliki keturunan.
"Kalau metode ini kista tidak dibuang. Indung telur masih aman. Jadi yang kita atasi adalah rasa nyerinya. Nanti ketika sudah memiliki anak dan tidak berniat untuk menambah (keturunan lagi), baru bisa melakukan metode operasi," tandas dia.
Baca Juga: Travelling dengan Campervan di Selandia Baru ala Nadine - Dimas
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya