Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi adanya risiko wabah campak yang mengancam seluruh negara di dunia. Hal ini merupakan dampak dari menguatnya sentimen negatif terhadap imunisasi.
Dalam laporan yang dirilis WHO, jumlah kasus campak di seluruh dunia naik 30 persen pada tahun 2017. Jumlah kematian akibat campak pun meningkat, mencapai 110.000 kasus per tahunnya.
Dr Martin Friede dari WHO mengatakan peningkatan jumlah kasus campak ini terjadi karena masyarakat ogah melakukan vaksinasi. Penyebabnya ada dua, yakni berita hoax soal keamanan vaksin dan alasan agama.
"Beberapa kelompok menolak imunisasi karena kepercayaan dan agama. Beberapa lainnya termakan kabar bohong soal keamanan vaksin," ujar Dr Friede, dikutip dari BBC.
Amerika, Eropa, dan Mediterania Timur merupakan daerah dengan peningkatan kasus campak yang cukup signifikan. Di Venezuela misalnya, jumlah campak meningkat karena sistem kesehatan yang tak berjalan akibat krisis moneter.
Sementara di Eropa, Ukraina, Italia, Prancis, Jerman, dan Yunani melaporkan adanya peningkatan kasus dalam beberapa tahun terakhir. Di sisi lain, hanya Inggris yang saat ini mengalami stagnasi, alias tidak menunjukkan adanya kenaikan jumlah kasus campak.
Dr Friede mengatakan jika masalah ini dibiarkan, bukan tak mungkin wabah campak akan melanda dunia di tahun-tahun berikutnya. Masalah ini menurutnya bukan hanya kepentingan kesehatan, namun juga keamanan negara.
"Tidak butuh banyak anak yang tak diimunisasi untuk membuat negara mengalami wabah campak. Ingat, campak bukan cuma ruam merah tapi juga bisa menyebabkan kebutaan dan masalah otak," tutupnya.
Tentu saja kita tak ingin wabah campak terjadi di Indonesia. Karena itu, jangan lupa lakukan imunisasi campak untuk anak Anda ya.
Berita Terkait
-
Cegah Polio di Yaman, WHO dan UNICEF Lakukan Vaksinasi Massal
-
Data BPS : Orang Indonesia Makan Buah dan Sayur Hanya 173 Gram Per Hari
-
Nigeria Jadikan Indomie Strategi Ajak Warga Imuniasi Polio
-
Ih, di Negara Ini, Minum Air Seni Hewan Jadi Tradisi
-
BPOM RI Jadi Rujukan Pengembangan Vaksin Negara Anggota OKI
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas