Suara.com - Perusahaan tak hanya wajib memberikan upah yang layak bagi para pekerja tetapi juga memastikan mereka hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan.
Hal ini disampaikan Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, drg. Kartini Rustandi, M.Kes dalam siaran persnya.
Menurut drg Kartini, Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga memiliki sejumlah strategi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama bagi para pekerja.
"Pekerja merupakan tulang punggung keluarga, penggerak ekonomi bangsa, pencetak generasi penerus bangsa, dan investasi bagi perusahaan. Oleh karena itu, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga melakukan upaya-upaya dalam rangka melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan," ujar drg Kartini.
Beberapa strategi yang dilakukan, kata dia, antara lain kemitraan dan pemberdayaan kesehatan pada kelompok pekerja berbasis masyarakat pekerja; advokasi dan sosialisasi kesehatan kerja dan olahraga; penguatan layanan kesehatan bagi pekerja; penguatan kebijakan dan manajemen kesehatan kerja dan olahraga; dan penguatan sistem informasi kesehatan kerja dan olahraga.
"Pentingnya kesehatan kerja berhubungan dengan adanya proyeksi pola kependudukan Indonesia pada tahun 2025, di mana terjadi bonus demografi atau peningkatan kelompok usia kerja atau produktif. Cakupan kesehatan kerja sendiri meliputi sektor formal dan informal yang berlaku bagi setiap individu yang berada di lingkungan kerja," tambah dia.
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tambah dia, berkomitmen penuh untuk meningkatkan kesehatan para pekerja Indonesia. Komitmen itu sejalan dengan agenda Pembangunan Kesehatan Nasional, yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap individu.
"Tujuannya adalah agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Karena masyarakat sehat merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis," tambah dia.
Selama ini, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga kata drg Kartini telah melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan kerja dan olahraga. Pada pelaksanaannya, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga.
Baca Juga: Maman Beri Klarifikasi, ADS: Saya Tidak Tuduh Siapapun
Berita Terkait
-
Kemenkes dan Kemenkumham Peringati Hari Aids Sedunia di LP Cipinang
-
Kesehatan Mental Pekerja Juga Perlu Mendapat Perhatian
-
Bau Menyengat, Puluhan Pekerja Pabrik Pengepakan Udang Keracunan
-
Kerja Sambil Berdiri Ternyata Bukan Solusi Obesitas
-
Jokowi Disebut Prioritaskan Infrastruktur Ketimbang Keamanan di Papua
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa