Suara.com - Metode pengobatan gagal ginjal dengan hemodialisis alias cuci darah sedang ramai diperbincangkan. Agar tidak termakan hoax, Anda harus mengetahui 4 fakta penting soal cuci darah berikut ini ya.
Cuci darah secara ringkas adalah metode pembersihan dan penyaringan darah untuk mengeluarkan zat-zat racun dan sampah, melalui alat mesin yang berada di luar tubuh. Sejatinya, fungsi pembersihan dan penyaringan darah tersebut merupakan kerja organ ginjal.
Namun pada pasien gagal ginjal yang fungsi ginjalnya sudah berada di bawah 5 persen, ginjal tak mampu lagi melakukan tugas tersebut. Karena itu, metode cuci darah pun harus dilakukan, dengan frekuensi minimal 1 minggu sekali, tergantung keparahan penyakit.
Agar terhindar dari hoax menyesatkan, ini 4 fakta penting soal cuci darah, dikutip dari National Kidney Foundation:
1. Cuci darah tidak menyakitkan
Ada anggapan yang berkembang bahwa proses cuci darah membuat pasien merasa nyeri dan sakit. Padahal, anggapan ini salah besar.
Pasien mungkin mengalami penurunan tekanan, kesemutan, mual, maupun sedikit pusing. Namun keluhan ini bisa diatasi dengan mudah oleh para perawat yang berjaga.
Jika Anda merasa sakit atau nyeri saat melakukan cuci darah, jangan ragu memberitahukannya kepada perawat ya.
2. Cuci darah mempercepat kematian
Baca Juga: Kapan Pasien Gagal Ginjal Harus Menjalani Cuci Darah?
Umur dan usia merupakan kuasa Tuhan, sehingga anggapan cuci darah mempercepat datangnya kematian bagi pasien gagal ginjal adalah salah besar.
Justru, cuci darah membantu pasien gagal ginjal membuang zat-zat racun dan sampah dari darah.
3. Biaya cuci darah sangat mahal
Biaya cuci darah bervariasi tergantung klinik dan rumah sakitnya, namun Anda tidak perlu khawatir. Dengan adanya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) seluruh biaya tindakan cuci darah ditanggung oleh ne Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Karena itu, pastikan klinik cuci darah atau rumah sakit tempat Anda berobat sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan ya.
4. Pasien cuci darah tak bisa beraktivitas
Berita Terkait
-
Ini Daftar Hoaks yang Sempat Bikin Heboh Selama Tahun 2018
-
Bersemi Kembali Hoax HIV Tertular Lewat Tiup Terompet, Ini Kata Ahli
-
Sering Sebar Hoax, Bisa Bikin Susah Dapat Pekerjaan Lho!
-
Cegah Hoax Kesehatan Menyebar, Jangan Lupa Saring Sebelum Sharing
-
Ajakan Hari Rabu Libur untuk Dukung PSS Sleman Ternyata Hoax
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?