Suara.com - Belum lama ini media sosial Twitter diramaikan dengan cuitan seorang pengguna yang terkejut ada bayi empat bulan yang diberi makan nasi, sebelumnya ada pula bayi yang diberi pisang lumat meski usianya baru tiga bulan.
Amankah pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini ini?
Disampaikan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, dr Kirana Pritasari, MQIH, tidak tepat memang bayi diberi MPASI terlalu dini apalagi nasi pada usia empat bulan. Menurut dia pada usia 0-6 bulan, bayi harus mendapat ASI Eksklusif baru setelah itu dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping.
"Kenapa harus ASI saja di usia 0-6 bulan, itu karena lambungnya masih kecil. Belum memiliki enzim lengkap untuk mencerna ketika diberi makanan padat," ujar dr Kirana dalam temu media Peringatam Hari Gizi di Kementerian Kesehatan, Jumat (18/1/2019).
Dr Kirana menambahkan, jika pada usia sebelum enam bulan bayi sudah diberi makanan padat tentu hal ini akan berbahaya bagi sistem pencernaannya yang belum siap menerima makanan. Pada tahap pemberian MPASI sendiri, biasanya bayi akan lebih dulu diberi makanan cair, halus, bertekstur hingga makanan padat seperti yang dikonsumsi orang dewasa.
"Upaya kita mengedukasi masyarakat lewat kegiatan promosi ASI eksklusif diberi saat bayi berusia 0-6 bulan. Lalu setelah itu baru diberi MPASI yang bertahap dari cair, halus, lembek dan sebagainya. Baru usia satu tahun diberi makanan sama seperti makanan keluarga dengan potongan yang disesuaikan untuk anak," imbuh dia.
Nah jadi bagi Anda para ibu, jangan sekali-kali memberikan MPASI terlalu dini tanpa bukti ilmiah yang pasti ya.
Konsultasikan selalu kondisi buah hati Anda ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan intervensi yang tepat, khususnya untuk pemberian nasi jadi makanan bayi.
Baca Juga: Berswafoto, Emak-emak Cantik Nekat Dekati Jokowi di Stasiun Cibatu
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat