Suara.com - Apa yang membuat anak bahagia? ternyata bukan mainan lho.
Kebahagiaan anak selama ini diasosiasikan dengan mendapat mainan baru atau barang yang disukainya. Padahal dibandingkan mendapatkan mainan, anak lebih membutuhkan pengalaman menyenangkan yang akan diingatnya hingga dewasa kelak.
Hal ini disampaikan oleh Psikolog anak dan keluarga Elizabeth Santosa atau yang akrab disapa Lizzie.
Menurut dia, jika anak selalu diberikan mainan untuk membuatnya bahagia maka ketika dewasa standar kebahagiaan anak akan selalu terkait dengan materi.
"Itu sebabnya mulai dari sekarang bangun memori bahagia bersama anak, mulai dari terlibat penuh dengan hal-hal yang disukainya. Misal anak suka nonton spongebob, kita juga harus terlibat penuh dengan ikutan menonton. Nggak usah memori yang terlalu fancy tapi yang penting kita terlibat untuk anak," ujar Lizzie dalam temu media 'EF Small Stars' di Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Lizzie menambahkan, ketika anak bahagia maka dirinya memiliki energi yang positif untuk menjalani hari. Ketika di sekolah Ia lebih mudah menyerap pelajaran, ketila berteman ia juga menyebarkan aura positif yang membuatnya banyak teman. Sebaliknya ketika anak tidak merasa bahagia maka ia akan mudah lelah dan tidak bersemangat dalam menjalani hari.
"Hubungan dan keterlibatan orangtua merupakan pondasi penting atau titik awal kebahagiaan anak yang berdampak positif terhadap perkembangan psikososial mereka. Karena anak-anak yang bahagia akan memillki kesadaran diri, manajemen diri dan keterampilan sosial yang baik, serta dapat memiliki kemampuan melakukan pengambuan keputusan yang Iebih baik," imbuh dia.
Semua keterampilan itu, kata Lizzie penting untuk menentukan hasil yang akan mereka peroleh di masa depan seperti keberhasilan di bidang pendidikan, misalnya menyelesaikan gelar sarjana, peningkatan atau kesuksesan karir.
"Selain itu lebih kecil kemungkinannya untuk mereka melakukan tindakan yang melanggar hukum," imbuh Lizzie.
Baca Juga: Ahok Alias BTP dan Bripda Puput Akan Menikah di Menteng, Ini Buktinya
Ia pun memberikan beberapa tips agar orangtua bisa terlibat langsung dalam perkembangan anaknya. Pertama luangkan waktu berkualitas dengan buah hati tanpa gangguan apapun. Pastikan ada kontak mata ketika sedang berinteraksi dengan anak.
"Lalu buat anak merasa penting dan diperhatikan. Anak itu ingin merasa bahwa dia penting. Uang bisa dicari tapi waktu gimana balikinnya. Kita kerja terus dan nggak terasa anak sudah besar. Jadi tunjukkan ke anak kalau dia sangat berarti untuk kita. Kemudian beri respon atas kegiatan yang dilakukan anak dan beri feedback yang positif," tandas dia.
Jadi kebahagian anak bukan terpusat pada mainan, orang tua harus peka karena anak lebih membutuhkan pengalaman menyenangkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?