Suara.com - Bocah Tujuh Tahun Meninggal karena DBD di Jakarta Barat
Seorang bocah berusia tujuh tahun meninggal dunia karena demam berdarah dengue (DBD). Hal ini menjadi perhatian, mengingat potensi bahaya DBD di DKI Jakarta belum akan berakhir.
Neta Maria Dinata, anak kedua pasangan Parnomo (38) dan Sri Supriyatini Kusumawati (45), meninggal dunia meski telah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Hermina, Cengkareng.
Parnomo mengatakan Neta dilarikan ke RS Hermina Cengkareng pada Sabtu (9/2) sore karena mengalami demam yang cukup tinggi.
"Masuk rumah sakit itu Sabtu sore, pas dibawa itu sebenarnya sudah turun panasnya, panas tinggi justru malah Senin, Selasa," kata Parnomo kepada media, dilansir Antara.
Tak hanya demam, Parnomo juga mengatakan putrinya mengalami muntah-muntah. Sempat dirawat di ruang rawat inap biasa, Neta kritis dan akhirnya harus dirawat di ICU.
"Saya tidak tahu ini DBD atau apa, saya juga tidak bertanya, soalnya saat kritis saya sudah bingung, hanya memikirkan anak saja bagaimana biar cepat sembuh," ujarnya.
Saat jenazah dimakamkan di pemakaman Citra 1, Kalideres Jakarta Barat, Sri tak kuasa menahan air mata sambil berkali-kali mengelus makam putrinya Sri bahkan harus dibantu anggota keluarganya untuk meninggalkan lokasi pemakaman usai jenazah putrinya dimakamkan.
Sedangkan Parmono berusaha tegar meski duka akibat kepergian putri kesayangannya tidak bisa disembunyikan dari wajahnya.
Parnomo mengaku telah mengikhlaskan kepergian putrinya, meski hal itu sangat berat bagi dirinya. Namun jika, memang anaknya terkena DBD ia berharap pemerintah segera mengatasi masalah ini agar tidak lagi menimbulkan korban.
"Ya mungkin sudah takdir, sudah kehendak Tuhan, walau kita juga sudah ikhtiar, kita cuma bisa mengikhlaskan saja," katanya.
Baca Juga: Ini Bedanya Lelah dan Malas
Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Kalideres ada 27 orang yang terjangkit DBD. Pihaknya juga terus memberikan sosialisasi kepada warganya untuk mencegah merebaknya wabah DBD.
"Kita sudah melakukan sosialisasi kepada warga, dan membentuk kader Jumantik dasawisma, dan kemudian kita juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) setiap hari sejak Januari hingga saat ini," ujar Lurah Kalideres, Muhammad Fahmi, saat dimintai keterangan. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Keren! Bocah 13 Tahun Temukan Inovasi dalam Pengobatan Kanker Pankreas
-
Tak Tahan Di-bully, Bocah 7 Tahun Buat Catatan Bunuh Diri
-
Kawanan Geng Motor Pelaku Perampokan Brutal di Jakarta Ternyata Masih ABG
-
Tidak Semua Pasien DBD Wajib Rawat Inap, Tergantung Tanda Ini
-
Beras yang Difrementasi Bisa Naikkan Trombosit Pasien DBD?
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat