Suara.com - 5 Orang Meninggal karena DBD di Jambi
Wabah demam berdarah dengue (DBD) masih mengancam kesehatan masyarakat. Di Jambi, 5 orang meninggal dunia karena DBD.
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi mencatat sejak Januari hingga pekan kedua Februari 2019, sudah ada 300 kasus DBD.
"Selama dua bulan terakhir ini pihak dinas kesehatan Jambi mencatat ada lima orang korban yang meninggal dunia akibat DBD," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Syamsiran Halim, dikutip dari Antara.
Kelima korban penderita DBD yang meninggal dunia berasal dari Kota Jambi dan Kabupaten Bungo dengan rinciannya tiga orang korban meninggal dunia pada Januari dan dua orang meninggal pada Februari lalu.
"Penyebab meninggal ada dua kemungkinan yakni karena Dengue Shock Syndrome (DSS) DBD atau terlambat membawa ke rumah sakit," katanya.
Pasien terkena DSS DBD memang sulit untuk menyembuhkan, karena sistem kekebalan tubuh pasien sudah sangat lemah. Sementara itu jika terlambat membawa korban ke rumah sakit untuk perawatan medis juga akan berakibat fatal dan menyebabkan pasien meninggal dunia.
Memasuki musim hujan memang selalu terjadi peningkatan jumlah kasus DBD. Hal itu disebabkan karena penumpukan sampah yang dibuang sembarangan, kemudian genangan air hujan setiap hari yang tertampung.
"Apalagi pada botol air mineral karena nyamuk demam berdarah suka di genangan air yang bersih," katanya.
Baca Juga: Jalur Penghubung Garut - Cikajang Lumpuh Diterjang Banjir Lumpur
Halim juga mengimbau agar masyarakat tidak mengandalkan fogging untuk membasmi nyamuk demam berdarah karena yang paling efektif adalah pencegahan yang dilakukan oleh masing-masing masyarakat.
"Yakni melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara Menguras, Menutup, dan Mengubur (3M+). Plus artinya dengan melakukan upaya lain, seperti memasang kelambu ketika tidur atau memelihara ikan yang bisa memakan jentik-jentik nyamuk dapat mengurangi jatuhnya korban DBD," kata Syamsiran Halim. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Aksi Penyelundupan Burung dan Monyet Langka ke Malaysia Terbongkar di Jambi
-
Heboh, Warga Jambi Hilang Saat Mandi di Sungai Terpanjang di Sumatera
-
Musim DBD, Shireen Sungkar Panik Ada Jentik Nyamuk di Dispenser Rumahnya
-
Bak Mandi Berwarna Kehitaman, Tanda-tanda Sarang Telur Nyamuk DBD
-
Bocah Tujuh Tahun Meninggal karena DBD di Jakarta Barat
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh