Suara.com - Spondilitis Ankilosis Ancam Usia Muda, Ini Bahayanya.
Meski sama-sama menyerang sendi, spondilitis ankilosis tidak sepopuler penyakit asam urat.
spondilitis ankilosis sendiri merupakan salah satu penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringan yang sehat. Respon imun yang abnormal tersebut yang pada akhirnya menyebabkan peradangan sendi tulang belakang.
"Ini adalah penyakit autoimun yang menyebabkan radang di tulang belakang. Pada kasus tertentu, yang bukan bagian tulang belakang juga bisa terkena mulai dari leher, pinggang, pinggang bawah sampai ekor. Penyakit ini mempengaruhi sekitar 0. 1 persen populasi atau 1 banding 1000 orang," kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Reumatologi RSCM, DR. dr. Rudy Hidayat, SpPD-KR di Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Meski belum diketahui pasti, namun ahli menduga penyakit ini disebabkan oleh faktor genetik dengan data 85-95 persen penderita menunjukan positif gen HLA-B27.
Hal yang menarik, banyak penderita spondilitis ankilosis merupakan orang usia muda. "Banyak penderita usia muda mulai dari 20 sampai 30 tahun," kata dr Rudy lagi.
Faktanya, spondilitis ankilosis berkembang pada masa remaja atau dewasa awal sekitar usia 20 tahunan dan hanya 5 persen yang mengalami gejala setelah usia 45 tahun.
Beberapa gejala spondilitis ankilosis adalah kelelahan, entesis atau peradangan pada ligamen dan tendon, serra artritis atai peradangan sendi di panggul atau lutut.
Meski bukan penyakit yang mematikan, dr. Rudy mengatakan bahwa penderita spondilitis ankilosis akan sangat menderita karena kualitas hidup yang menurun. "Kerugiannya jelas, nyeri, terjadi kecacatan dan penurunan kualitas hidup."
Baca Juga: Ajari Anak Nyetir Mobil Berharga Rp 10 Miliar, Ini Pesan Uya Kuya
Kalau sudah parah, penderita spondilitis ankilosis bisa mengalami yang namanya bamboo spine atau kondisi di mana tulang belakang menyatu.
Beberapa komplikasi juga bisa terjadi seperti peradangan mata, patah tulang belakang, hingga gangguan jantung.
Beberapa pengobatan yang bisa dilakukan adalah olahraga, fisioterapi, mengonsumsi obat konvensional, obat biologik sampai operasi.
Pengobatan spondilitis ankilosis dilakukan untuk mengurangi rasa sakit, memperbaiki posgur tubuh, mencegah kecacatan dan meningkatkan kemampuan pasien untuk hidup lebih normal, tentu sangat dianjurkan bagi kalangan anak muda.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
-
DPR 'Sentil' Menkeu Purbaya, Sebut Kebijakan Rp200 Triliun Cuma Jadi Beban Bank & Rugikan Rakyat!
-
Ivan Gunawan Blak-blakan: Dijauhi Teman Pesta Usai Hijrah dan Risih Dipanggil 'Haji'
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan