Suara.com - Dokter: Pengobatan Kanker Darah Ani Yudhoyono Bagai Buah Simalakama
Ani Yudhoyono saat ini masih menjalani perawatan intensif di National University Hospital, Singapura untuk mengobati penyakit kanker darah yang dialaminya.
Bahkan beberapa waktu lalu Ani Yudhoyono dikabarkan masuk ruang ICU (Intensive Care Unit) karena mengalami demam tinggi. Selain itu dalam foto yang diunggah anggota keluarga, Ani Yudhoyono tampak begitu lesu dan pucat.
Disampaikan Prof. Dr. dr. Rianto Setiabudy, Sp.FK, Guru Besar Tetap Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), efek samping dari pengobatan kanker memang bagai buah simalakama. Jika tidak diobati, kanker bisa terus tumbuh dan menjalar ke organ lainnya, namun jika diobati akan memberi efek samping yang sangat berat.
"Efek samping pengobatan kanker tidak bisa diukur. Sangat berat. Seperti buah simalakama. Kalau tidak diobati dia akan dikerubuti sel kanker dan menjalar (ke organ tubuh lain -red). Kalau diobati efek samping obat kanker sangat berat. Diperlukan skill tinggi, daya tahan pasien yang cukup," ujar Prof Rianto di sela-sela Promosi Doktor di FKUI, Jumat (12/4/2019).
Daya tahan tubuh pasien sendiri kata Prof Rianto berperan besar dalam proses pengobatan kanker. Meski demikian peluang hidup pasien kanker tak bisa diprediksi, tergantung jenis kanker yang diidap seseorang.
"Kalau daya tahan pasien kuat pengobatan bisa lebih baik. Kita nggak bisa katakan harapan hidup. Amat tergantung dengan jenis kankernya. Saya sendiri nggak tahu jenis kanker yang diidap ibu Ani," imbuhnya.
Prof Rianto mengatakan bahwa sebenarnya proses pengobatan kanker termasuk kanker yang dialami Ani Yudhoyono bisa dilakukan di Indonesia. Kompetensi dokter di Indonesia berikut fasilitasnya sejatinya tidak bisa diremehkan. Namun tentu saja ia tak bisa memaksa siapapun untuk berobat di negeri sendiri.
Baca Juga: Akhirnya! Anak Annisa Pohan Temani Memo Ani Yudhoyono Jalani Pengobatan
"Mestinya apa yang bisa dikerjakan di sana juga bisa di sini. Dokter-dokter di sini sangat baik. Tapi kita menghormati keluarga dan pasien mau berobat di mana. Tapi yang mau saya katakan jangan remehkan kemampuan dokter-dokter Indonesia," tandasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!