Suara.com - Penting, begini cara mengajarkan anak menerima kekalahan.
Anda yang punya anak usia prasekolah, pasti tahu betapa kompetitifnya mereka. Bukan hanya tak mau kalah dari teman-temannya, mereka juga tak bisa menerima kekalahan, yang seringkali diekspresikan dengan marah ataupun menangis.
Ya, anak-anak memang selalu ingin menang, mulai dari hal sepele seperti siapa yang lebih dulu menghabiskan makanannya, siapa yang pertrama tiba di sekolah, hingga soal siapa yang bisa berayun paling tinggi di ayunan. "Anak-anak hanya tahu bahwa menang itu menyenangkan," demikian dikatakan Eileen Kennedy-Moore, Ph.D., Parents Advisor sekaligus penulis buku Smart Parenting for Smart Kids, seperti dilansir dari laman Parents.
Karena berpikir bahwa memang itu menyenangkan, beberapa anak mungkin akan terdorong untuk melakukan hal-hal curang, yang merugikan teman-temannya. Bagaimana cara Anda menyikapinya?
"Anda dapat mengatakan pada anak, 'Kamu tahu tindakan (curang) seperti itu akan membuat kalah temanmu. Bagaimana kalau kamu yang diperlakukan seperti itu?'" kata Dr. Kennedy-Moore.
Kemudian, mengajarkan anak untuk menerima kekalahan juga akan lebih mudah jika anak dibiasakan untuk menghargai usaha daripada hasil akhir. Salah satu contohnya, memuji anak ketika ia melakukan usaha yang baik. Misalnya, "Waktu lomba lari kemarin, kamu baik banget mau membantu temanmu yang sempat jatuh."
Meski demikian, jiwa kompetitif juga tak selalu buruk, dan persaingan pada anak-anak biasanya dimulai dengan persaingan antar kakak dan adik. "Persaingan sangat penting untuk perkembangan anak - interaksi ini adalah mikrokosmos dari bagaimana dia akan menanggapi persaingan serupa di dunia luar," kata Hilary Levey Friedman, Ph.D., seorang sosiolog dari Harvard sekaligus penulis Playing to Win : Raising Children in a Competitive Culture.
Bersaing itu sendiri bukanlah hal yang negatif, tetapi belajar bagaimana menerima kemenangan atau kekalahan dengan sportif membutuhkan latihan. "Untuk anak-anak prasekolah, memainkan permainan yang dibuat semakin kompleks, akan membantu mereka mengalami persaingan dengan cara yang positif," kata Dr. Kennedy-Moore.
Mulailah dengan mengajak anak untuk mengalahkan dirinya sendiri. Maksudnya seperti ini, "Anak-anak prasekolah suka stopwatch, karena mereka juga hanya belajar tentang konsep waktu," kata Dr. Kennedy-Moore.
Baca Juga: Orangtua, Begini Cara Mendidik Anak Agar Tak Berbohong
Anda dapat menyarankan satu atau dua tantangan, misalnya, seberapa cepat dia bisa berlari ke pohon itu dan kembali? Bisakah dia membaca alfabet lebih cepat hari ini daripada yang dia lakukan kemarin? Ajari anak bahwa menang adalah tentang menjadi diri terbaiknya dan selalu ada ruang untuk perbaikan.
Berikutnya, ajari anak beberapa permainan berkelompok - kegiatan di mana keluarga bekerja bersama untuk mencapai satu tujuan. "Dengan begitu, tidak ada orang yang menang atau kalah - Anda mengubahnya menjadi upaya kelompok untuk menyelesaikan masalah bersama-sama," kata Dr. Kennedy-Moore.
"Kemampuan untuk bangkit kembali setelah gagal atau mengalami kekalahan menjadi semakin penting ketika anak mulai masuk usia sekolah dasar," kata Dr. Levey Friedman.
"Mengajarkan anak soal ketahanan dan kemampuan menerima kekalahan akan membuat mereka sukses, karena mereka belajar bahwa kegagalan bukanlah akhir dunia. Ini hanya kesempatan untuk mencoba lagi," tandas Friedman.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!