Suara.com - Lima Mitos Soal Susu yang Salah Kaprah, Ini Faktanya.
Ada banyak mitos seputar susu yang masih dipercaya masyarakat, padahal belum tentu benar. Menurut dokter spesialis gizi klinis dr. Diana F. Suganda, M.Kes, Sp.GK, mitos soal susu ini kerap membuat masyarakat enggan mengonsumsi susu.
Padahal kata dia, dalam segelas susu atau sekirar 250 ml mengandung sekitar 146 kalori dengan kandungan gizi lainnya seperti protein yang memenuhi 16 persen kebutuhan harian kita, asam lemak omega 3 dan 6 hinga mikronutrien seperti vitamin dan mineral.
"Dalam segelas susu mengandung vitamin A, D, kalsium, magnesium. Vitamin dan mineral kesannya perannya kecil tapi kalau nggak ada badan nggak bisa gerak sebagaimana mestinya," ujar dr Diana dalam temu media di Jakarta, Rabu (16/5/2019).
Diana pun menjelaskan lima mitos tentang susu yang masih dipercaya masyarakat berikut faktanya menurut penelitian. Berikut uraiannya:
1. Mitos pertama: susu hanya untuk anak-anak.
Orang dewasa tidak butuh susu karena sudah tidak punya lagi enzim untuk mencerna susu.
Faktanya, kata dr Diana, anak-anak memang membutuhkan kalsium dari susu untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Namun, orang dewasa pun tetap membutuhkan kalsium.
Berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) yang dikeluarkan oleh Permenkes RI No. 75/2013, usia dewasa membutuhkan asupan kalsium 1.000-1.200 mg/hari. Memang, kalsium bisa digantikan dari sumber-sumber lain seperti ikan teri, brokoli, dan sayuran hijau gelap lainnya.
Baca Juga: WHO: Bayi Diberikan Susu Formula, Risiko Obesitas Meningkat
“Namun menurut penelitian pada responden dewasa, bila produk susu digantikan dengan sumber kalsium lain, ternyata asupan nutrisi harian lainnya jadi berkurang. Asupan nutrisi jadi kurang protein, kalium, magnesium, fosfor riboflavin, vitamin A, dan vitamin B12. Kalsiumnya sih terganti, tapi nutrisi yang lain tidak dapat,” ujarnya.
2. Mitos kedua: susu hanya baik untuk kesehatan tulang.
Faktanya, susu memang sumber kalsium yang sangat baik. Namun kandungan nutrisi dalam susu bukan hanya kalsium, sehingga manfaat susu pun tak sebatas kesehatan tulang.
“Penelitian yang dipublikasi di Journal of American College of Nutrition (2009) menyebutkan, konsumsi susu yang disertai dengan diet rendah garam bisa membantu menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi,” terang dr. Diana.
Ini karena susu mengandung kalium dan magnesium, yang membantu mengontrol tekanan darah. Hipertensi sendiri merupakan faktor risiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke.
Penelitian lain dari Journal of Clinical Nutrition (2015) dilakukan pada orang lanjut usia (65 tahun ke atas) menemukan bahwa lansia yang rutin minum susu memiliki antioksidan glutathione yang lebih tinggi pada otak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter