Suara.com - Kabar meninggalnya Ani Yudhoyono, istri Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) karena kanker darah dua hari lalu sempat mengejutkan masyarakat. Pasalnya, kondisi Ani Yudhoyono sempat terlihat membaik dan bugar sebelum akhirnya meninggal dunia pada Sabtu (1/6/2019) kemarin.
SBY pun membenarkan bahwa kondisi Ani Yudhoyono sempat membaik. Keluarga juga sudah memiliki harapan akan segera pulih.
"Bahkan kami punya harapan Insya Allah bisa disembuhkan. Karena dokter mengatakan bahwa sel-sel kanker dalam tubuh Bu Ani menurun secara tajam," kata SBY di Puri Cikeas, Bogor, Sabtu kemarin.
Ani Yudhoyono bahkan sempat diperbolehkan keluar rumah sakit dan berjalan-jalan bersama keluarga. Namun tak lama setelah itu, kondisi Ani Yudhoyono kembali menurun karena terjadi lonjakan atau ledakan sel kanker kedua.
"Tiga hari lalu ada ledakan sel-sel kanker. Meningkat tajam sehingga para dokter kewalahan dan akhirnya masuk ICU," lanjutnya.
Melansir dari Comprehensive Cancer Center, kondisi seperti Ani Yudhoyono yang mengalami ledakan kanker kedua disebut keganasan sekunder.
Keganasan sekunder ini adalah kanker baru yang terjadi pada seseorang akibat dari perawatan kanker sebelumnya dengan radiasi maupun kemoterapi.
Biasanya kanker sekunder ini terjadi setelah beberapa bulan, beberapa tahun, atau lebih cepat lagi setelah pengobatan kanker pertama.
Baca Juga: Selain Kanker Darah, Ini Penyakit Lain yang Pernah Diderita Ani Yudhoyono
Beberapa pengobatan yang meningkatkan risiko kanker kedua, antara lain obat kemoterapi etoposide, terapi radiasi untuk limfoma dan leukemia serta terapi radiasi dan kemoterapi bersamaan.
Selain mengobati kanker, obat kemoterapi dan terapi radiasi juga bersifat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker.
Kemoterapi yang digunakan menghancurkan sel kanker dengan pembelahan sel juga memengaruhi sel-sel normal, apalagi jika dosis obat yang digunakan cukup tinggi.
Contohnya etoposide yang dikaitkan dengan peningkatkan leukemia akut dibandingkan dengan obat kemoterapi lainnya.
Nah, penderita kanker yang menerima terapi radiasi dan kemoterapi akan lebih rentan terserang kanker sekunder yang lebih ganas.
Penelitian pun menyatakan lebih dari 80 persen penderita leukemia limfoblastik akut (ALL) berisiko terserang kanker sekunder setelah dinyatakan membaik dari pengobatan kanker pertama.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global