Suara.com - Kerja Sama BPPT dan Kimia Farma Demi Inovasi Deteksi Dini DBD
Deteksi dini atau early detection merupakan langkah pertama pencegahan wabah penyakit infeksi, termasuk demam berdarah dengue (DBD). Demi meningkatkan inovasi dan produksi alat deteksi dini DBD, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pun melakukan kerja sama dengan PT Kimia Farma (Persero).
"Kit Diagnostik ini dirancang untuk deteksi dini (early detection) dan deteksi non-dini penyakit DBD. Sehingga penyakit demam berdarah bisa dideteksi lebih awal dengan menggunakan alat ini," kata Kepala BPPT Hammam Riza dalam keterangan pers, dikutip dari Antara.
Hammam mengatakan penandatanganan kerja sama itu sangat penting agar inovasi Kit DBD dapat segera di produksi massal, sehingga dapat digunakan untuk kepentingan penanganan DBD.
"Kami menyadari bahwa hasil kajian dan inovasi teknologi BPPT tidak akan bisa sampai kepada pengguna dan masyarakat. Untuk itu kami gandeng industri dalam negeri dalam hal ini PT Kimia Farma yang siap produksi secara massal," tuturnya.
Ruang lingkup kerja sama BPPT dan PT Kimia Farma meliputi optimasi produksi bahan baku dan produk kit rapid test DBD, uji fungsi dan pengurusan ijin edar produk kit rapid test DBD, alih teknologi produksi bahan baku dan produk kit rapid test DBD, serta produksi dan komersialisasi produk kit rapid test DBD komersial.
Hammam berharap Kit Diagnostik DBD itu segera dapat diproduksi dan dikomersialisasikan untuk mempercepat deteksi dan tindakan penanganan demam berdarah di Indonesia.
"Selain itu kami juga berharap inovasi kit DBD ini menjadi bukti eksistensi teknologi BPPT dalam mendorong kemandirian dan daya saing industri kesehatan dalam negeri," tuturnya.
Kit rapid test tersebut berbasis teknik imunokromatografi dengan menggunakan anti–NS1 antibodi monoklonal yang dikembangkan oleh BPPT. Untuk deteksi menggunakan kit tersebut, diperlukan waktu 2-10 menit.
Baca Juga: Catat, Ini Cara Membedakan Gejala Chikungunya dengan DBD
Beberapa keunggulan prototipe kit diagnostik itu adalah mampu mendeteksi dini infeksi DBD, menggunakan bahan baku antibodi monoklonal berdasarkan strain lokal Indonesia, hasil dapat diperoleh dengan relatif cepat serta penyimpanan tidak memerlukan pendingin.
Diharapkan pada akhir 2019, ijin edar produk sudah diperoleh dari Kementerian Kesehatan dan PT Kimia Farma sudah bisa meluncurkan produk perdana kit diagnostik ini. [ANTARA]
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial