Suara.com - Seorang ibu akan mengalami banyak perubahan saat hamil atau melahirkan. Rahim wanita misalnya yang akan tumbuh berkali lipat dari ukuran normal selama masa kehamilan.
Namun, tidak semua perubahan terlihat. Yang terjadi di dalam otak contohnya, bahkan perubahan terbesar terjadi di otak.
Dilansir dari businessinsider, saat pertama kali melihat bayinya, seorang ibu akan merasakan cinta pada pandangan pertama, secara harfiah. Hal tersebut karena bagian inti dari jaringan otaknya masuk.
Mereka menandakan pelepasan hormon perasaan baik, seperti dopamin dan oksitosin ke dalam darahnya, yang segera memicu hubungan kuat antara cinta dan sayang kepada bayinya. Bahkan, penelitian menunjukkan, ibu-ibu ini memiliki tingkat oksitosin yang sama dengan pasangan romantis yang baru saja jatuh cinta.
Pemindaian otak mengungkapkan, seorang ibu juga akan mengalami hal serupa saat melihat bayinya tersenyum.
Namun, berbeda saat seorang ibu melihat bayinya menangis. Tangisan tersebut akan mengaktifkan jaringan di otak ibu yang dikenal sebagai jaringan pengaturan emosi. Hal tersebut termasuk kontrol prefrontal dan cingulate, yang membantu mengendalikan emosinya. Hal ini menjadi hal yang penting, apalagi saat seorang ibu hanya tidur sebentar dan stres oleh tangisan bayinya.
Meski melelahkan, sebenarnya ibu baru menjadi lebih waspada dari biasanya karena jaringan khusus di otak mereka. Para ilmuan berpikir, melahirkan mengaktifkan jaringan ini untuk membantu mendeteksi ancaman dan melindungi bayinya dari bahaya. Dalam situasi bahaya, jaringan ini dapat membantu meningkatkan adrenalin.
Namun, setiap harinya, seorang ibu perlu memahami kebutuhan bayinya. Untuk itu, ia menggunakan empati, yang berasal dari jaringan sosial di otaknya. Hal ini melibatkan insular dan amygdala, yang ditemukan oleh peneliti menjadi lebih aktif ketika para ibu melihat foto-foto bayinya dalam kesulitan dibandingkan dengan foto-foto netral.
Bukan hanya otak ibu saja yang berubah. Peneliti menemukan, otak ayah akan melepaskan oksitosin ketika ia berintekasi dengan bayinya.
Baca Juga: Wanita Ini Lahirkan 5 Bayi dalam 5 Tahun, Banyak Anak Bikin Panjang Umur?
Hal tersebut kerap kali disertai dengan lonjakan hormon lain , yaitu prolaktin. Hormin tersebut disebut hormon susu karena memicu produksi ASI.
Namun, pria juga bisa memproduksinya dan para peneliti menemukan, ayah yang sering bermain dengan bayi mereka memiliki kadar prolaktin lebih tinggi dalam darah mereka daripada ayah yang tidak. Mereka juga akan lebih responsif terhadap tangisan bayi mereka.
Berita Terkait
-
Science of Sadness: Kenapa Hujan Bisa Bikin Kita Melankolis?
-
Bukan Cuma Buat Ngisi Waktu Luang, 5 Permainan Jadul Ini Ternyata 'Vitamin' Buat Otak
-
Kim Kardashian Idap Aneurisma Otak, Drama Perceraian dengan Kanye West Jadi Pemicu Stres
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
-
Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
Terkini
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
-
Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi
-
Mengenalkan Logika Sejak Dini: Saat Anak Belajar Cara Berpikir ala Komputer