Suara.com - Ada penelitian menunjukkan kekerasan pada anak menjadi satu pemicu endometriosis di masa depannya.
Penelitian menunjukkan lebih dari 60.000 perempuan yang terkena endometriosis memiliki riwayat pelecehan pada masa kecilnya.
Benarkah kekerasan pada anak berisiko meningkatkan endometriosis di masa depan? Yuk, simak ulasannya di bawah ini.
Endometriosis adalah sebuah gangguan ketika jaringan yang biasanya melapisi dinding rahim, justru tumbuh di luar.
Kondisi ini bisa menyebabkan nyeri panggul hingga infertilitas. Nah, gangguan pada rahim ini sebenarnya disebabkan oleh beberapa faktor dilansir Hello Sehat:
1. Menstruasi retrograde
2. Perubahan sel embrio
3. Gangguan sistem imun
4. Bekas luka bedah
5. Pengedaran sel endometrium
Studi tersebut menemukan bahwa diantara perempuan yang mengikuti survei, 31% diantaranya pernah mengalami trauma kekerasan pada masa kecilnya, di mana 12% diantaranya berupa pelecehan seksual.
Seperti yang dilansir oleh Heatlhline, Holly Harris, ScD, seorang peneliti kanker rahim dan endometriosis mengungkapkan, “Kekerasan dapat dikaitkan dengan nyeri panggul kronis. Oleh karena itu, potensi stres terhadap trauma di masa lalu bisa membuat Anda lebih sensitif terhadap nyeri,” katanya.
Contohnya, tingkat stres yang berasal dari riwayat pelecehan ternyata mempengaruhi proses inflamasi dan sistem saraf pusat. Nah, kondisi ini bisa menyebabkan berbagai penyakit kronis, seperti endometriosis tadi.
Baca Juga: Luna Maya Nggak Trauma dengan Pengusaha Meski Pernah Ditinggal Reino Barack
Para peneliti mengungkapkan bahwa diantara perempuan yang mengalami kekerasan cukup parah pada masa anak-anak, memiliki peningkatan risiko endometriosis sebesar 79%.
Peluang tersebut telah dihitung dengan membedakan dua kategori, yaitu perempuan yang mengalami pelecehan (baik fisik dan seksual) dengan yang tidak sama sekali.
Menurut Harris, banyak faktor yang memengaruhi risiko ini. Tidak semua perempuan berisiko 79% untuk menderita endometriosis. Sebaliknya, tidak semua orang yang memiliki endometriosis pernah mengalami trauma di masa kecilnya.
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendalami hubungan antara endometriosis dengan pelecehan dialami semasa anak-anak.
Segera periksakan diri Anda jika kerap mengalami gejala endometriosis, yakni sakit atau nyeri di perut bagian bawah , sekalipun tidak pernah mengalami trauma kekerasan di masa lalu. Ingat, endometriosis yang diabaikan mungkin saja mengakibatkan infertilitas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi