Suara.com - Seniman Rudolf Puspa memberi kabar bahwa kondisi kesehatan rekan sesama seniman legendaris, Arswendo Atmowiloto, sedang turun lantaran kanker prostat yang diidapnya.
"Arswendo dua bulan ini terkena kanker prostat. Sudah dua kali dioperasi. Kondisinya tadi pagi drop, dibawa dengan ambulans ke RS Pertamina. Mohon doa ya," cuit Rudolf di akun Twitter-nya, pada Senin (24/6/2019).
Sebelumnya, Slamet Rahardjo dan Eros Djarot juga sudah menjenguk sang seniman di rumahnya. Arswendo terlihat terbaring di tempat tidurnya, sedangkan teman yang lain di sekelilingnya.
Diketahui Arswendo sudah menginjak usia 70 tahun. Melansir Livescience, semakin bertambahnya usia pria semakin tinggi pula risiko idap kanker prostat.
Sebuah studi menunjukkan, pria yang berusia 70 hingga 80 tahun dengan kadar hormon testosteron tinggi mempunyai kemungkinan 9% mengembangkan kanker prostat selama tujuh tahun, dibandingkan pria dengan testosteron rendah.
Testosteron diperlukan untuk pertumbuhan prostat yang normal, dan ada kemungkinan bahwa kadar hormon yang tinggi mempercepat pertumbuhan kanker prostat, kata para peneliti.
Studi ini diterbitkan secara online dalam jurnal Cancer Epidemiology Biomarkers & Prevention, dan para peneliti menganalisis informasi dari sekitar 3.600 pria yang lebih tua yang tinggal di Perth.
Mereka memiliki sampel darah yang dikumpulkan antara tahun 2001 hingga 2004. Tingkat testosteron dalam darah dianalisis, dan pria diikuti selama rata-rata 6,7 tahun.
Selama masa studi, sekitar 300 pria mengembangkan kanker prostat. Semakin tinggi kadar testosteron bebas pria, semakin besar risiko kanker prostat.
Baca Juga: Arswendo Atmowiloto Idap Kanker Prostat, Waspadai Penyebab dan Gejalanya
Tetapi yang perlu diingat, kebanyakan testosteron tidak "bebas," tetapi terikat dengan protein. Bagian "bebas" dianggap memiliki pengaruh terbesar pada tubuh.
Tautan tersebut bertahan bahkan setelah para peneliti memperhitungkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi risiko kanker prostat , seperti usia, kebiasaan merokok, penggunaan alkohol, dan diagnosis kanker sebelumnya.
Sayangnya, studi baru ini hanya menemukan hubungan, bukan hubungan sebab-akibat. Dan penelitian sebelumnya pada topik tersebut memiliki hasil yang bertentangan.
Karena studi baru tidak termasuk pria yang menerima terapi testosteron, studi yang lebih besar diperlukan untuk memeriksa risiko dan manfaat dari perawatan, kata peneliti studi Zoë Hyde, dari Pusat Kesehatan dan Penuaan Universitas Australia Barat.
Berita Terkait
-
Stop Asal Pilih! Ini 6 Kandungan Skincare Anti Jerawat yang Direkomendasikan Dokter Kulit
-
Lawan Kanker Prostat Tanpa Merusak Organ Lain? Kenali Terapi Lutetium PSMA
-
Gejala Kanker Prostat Bisa Muncul Lewat Urine, Ini 6 Tandanya!
-
Kerap Dinikmati Berlebihan, 5 Makanan Ini Bisa Picu Kanker Prostat
-
8 Cara Cepat Menghilangkan Flek Hitam, Wajah Kembali Glowing dengan Bahan Ini
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global