Suara.com - Doyan Olahraga di Malam Hari, Yuk Pelajari Plus dan Minusnya
Gaya hidup sehat dengan rutin olahraga kini semakin ramai dilakukan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan ramainya pusat kebugaran dan tempat umum yang dijadikan lokasi olahraga bersama.
Nah, olahraga di malam hari menjadi bagian dari gaya hidup tersendiri. Aktivitas yang padat di siang hari menjadi alasan sebagian masyarakat akhirnya berolahraga di malam hari. Lalu, apa komentar dokter soal fenomena ini?
"Olahraga di malam hari tidak masalah, kalau memang kita memiliki watu luang di malam hari. Asalkan, jangan memaksakan diri jika memang kita tidak sempat olahraga di malam hari. Tetapi, jika memang ingin olahraga malam hari usahakan pada saat perut kosong sejam atau 2 jam sebelum atau sesudah makan, serta ketika selesai berolahraga pun, sebaiknya jangan langsung tidur. Beri jeda waktu 1-2 jam antara waktu olahraga dan waktu tidur sehingga tubuh dapat merecovery," ujar dr. Sophia Hage, ditemui baru-baru ini.
Ia pun menjelaskan beberapa kelebihan olahraga di malam hari. Apa saja?
Menghilangkan kepenatan
Setelah seharian bekerja, Anda pasti ingin menghilangkan rasa penat atau stres. Anda dapat mencurahkannya dengan berolahraga seperti berlari, angkat beban, bersepeda atau jenis olahraga lain yang Anda suka.
Performa terbaik
Jumlah kalori yang dibakar saat pagi hari bisa sama dengan malam hari. Hal tersebut bergantung pada kebiasan Anda mengalokasikan energi tubuh dalam sehari. Jika merasa mempunyai banyak energi saat malam hari, Anda tentu akan lebih maksimal berolahraga di malam hari, begitu pula sebaliknya.
Baca Juga: Jam Kerja Padat Jadi Alasan Tidak Berolahraga, Ini 3 Tips dari Ben Joshua
Tidak diburu oleh waktu
Anda tidak akan dikejar-kejar oleh aktivitas lain saat berolahraga di malam hari. Jadi, Anda punya waktu untuk lebih fokus pada olahraga.
Meski begitu, ada pula kerugian yang dilakukan jika memilih olahraga di malam hari, yakni:
Kesempatan bersosialisasi berkurang
Setelah sibuk bekerja, Anda tentu ingin berkumpul bersama teman-teman. Namun hal tersebut mungkin tertunda karena Anda harus fokus dengan program diet dan olahraga.
Gangguan pola tidur
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?