Suara.com - Anak Ingin Sunat, Ini 5 Hal yang Wajib Diperhatikan Orangtua
Liburan sekolah telah tiba. Biasanya, momen liburan sekolah dimanfaatkan orangtua untuk melakukan sunat pada anak lelakinya. Khitan, sunat, atau sirkumsisi pada dasarnya adalah pemotongan sebagian dari preputium (kulit yang menutupi penis) sehingga keseluruhan glans penis menjadi terlihat.
Tindakan ini biasa dilakukan pada usia anak-anak menjelang akil balig pada umat Islam. Namun, kini, tak jarang juga orangtua yang mengajak anak laki-lakinya untuk dikhitan sejak usia balita, meskipun tanpa adanya indikasi medis.
Nah, sebelum menyunat anak, dr. Yessi Eldiyani, Sp.BA, pakar bedah anak dari RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, menyebut ada 5 hal yang perlu diperhatikan orangtua. Apa saja?
Bagi anak yang sudah melakukan sirkumsisi atau sunat, tentu banyak manfaat yang didapat. Sunat bisa menurunkan risiko terjadinya infeksi pada saluran kemih, menjaga terjadinya balanitis dan balanopostitis. Sirkumsisi juga dapat mencegah terjadinya fimosis dan paraphimosis, yaitu ketika kulup tidak bisa ditarik kembali dan terjebak di sekitar ujung penis.
2. Teknik sirkumsisi
Terdapat dua cara tindakan operasi bedah sirkumsisi yang biasa dilakukan, yaitu secara konvensional dan smart clamp. Cara pertama (konvensional) adalah dengan memotong kulit yang menutupi glans penis, kemudian menjahitnya. Sementara smart clamp adalah metode menghentikan aliran darah ke preputium sehingga preputium akan mengalami kematian dan terlepas sendiri. Kekurangan dari cara kedua adalah pengerjaannya membutuhkan waktu yang lebih lama bila dibandingkan dengan cara yang pertama.
Sebelum melakukan tindakan sirkumsisi, anak akan diberikan anestesi lokal, sedangkan pada tindakan sirkumsisi yang dilakukan saat bayi dan balita, biasanya diberikan anestesi umum, supaya memudahkan dokter untuk melakukan tindakan.
Baca Juga: Dear Bunda, Ini Usia Terbaik Anak Melakukan Sunat
3. Pasien yang tidak boleh sunat
Pasien yang memiliki kondisi medis tertentu tidak dapat melakukan tindakan sirkumsisi, karena dapat berisiko terjadinya komplikasi. Beberapa kondisi medis tertentu tersebut seperti adanya hipospadia di muara uretra yang terletak tidak pada ujung penis, tetapi pada bagian ventral penis. Hipospadia adalah kondisi di mana pasien seakan-akan telah disunat dari dalam kandungan. Selain itu, ketika pasien memiliki epispadia, berkebalikan letaknya dengan hipospadia, yaitu di bagian dorsal penis, dengan gejala yang sama. Pasien juga tidak dapat melakukan tindakan sirkumsisi apabila memiliki kelainan pembekuan darah, sepertihemofilia dan anemia aplastik.
Maka itu, ada baiknya tindakan sirkumsisi dilakukan di rumah sakit bersama dokter spesialis bedah umum atau dokter spesialis bedah anak, agar apabila ditemukan adanya kelainan organ atau kondisi medis tertentu, dokter dapat memberikan penjelasan dan penanganan yang lebih tepat.
4. Usia terbaik untuk sunat
Dari sisi medis, tidak ada usia tertentu yang dipandang optimal untuk melakukan prosedur sirkumsisi. Apabila tidak ada masalah atau indikasi medis tertentu, sirkumsisi bisa dilakukan kapan saja. Sekarang, semakin banyak orangtua yang tak segan membawa anaknya untuk dikhitan sedari dini. Latar belakangnya, selain karena adanya indikasi medis, juga untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih.
Manfaat yang didapat dengan sirkumsisi yang dilakukan ketika bayi tak jauh berbeda dengan tindakan sirkumsisi yang dilakukan ketika anak usia sekolah. Bedanya, penggunaan bius bisa lebih sedikit. Lalu, ketika usia bayi, bayi belum terlalu banyak bergerak, sehingga proses penyembuhan pun bisa lebih cepat. Risiko khitan saat bayi, usia balita, hingga usia sekolah juga relatif sama.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia