Suara.com - Beberapa hari lalu, gangguan mental megalomania seketika menjadi heboh di media sosial. Hal ini bermula dari pertengkaran Rai D'Masiv dan Rian D'Masiv ketika manggung di Lombok.
Rai D'Masiv yang terlihat kesal sempat menyinggung soal megalomania dalam unggahan Instagramnya. Rai menuliskan "fu#*k Megalomania" yang seolah ditujukan pada seseorang.
Megalomania merupakan salah satu gangguan mental yang sekarang ini lebih dikenal dengan sebutan narsisme. Penyakit mental ini menggambarkan penderitanya merasa lebih hebat dari orang lain dan tidak pernah bersalah.
Melansir dari Rexburg Eclipse, penderita gangguan mental megalomania ini biasanya selalu ingin terlihat sempurna dan terbaik di lingkungannya.
Karena itu, ia sering kali mementingkan diri sendiri, memprioritaskan diri sendiri dan tidak ragu mengeliminasi lingkungan sekitar agar bisa mendominasi.
Adapun setidaknya 5 fakta yang perlu Anda ketahui soal penderita megalomania, gangguan mental yang lebih tepatnya narsisme.
1. Penderita sulit berpikir kritis
Megalomania dan penipu memang berbeda, tetapi ada sedikit sifat penipu di dalam diri megalomania. Mereka dalam kondisi mental seperti ini biasanya dipengaruhi oleh perasaan superioritas dan egosentris.
Sehingga mereka akan menyerang seseorang yang dianggap sebagai lawan dan mereka juga sulit berpikir kritis dalam menerima kenyataan.
Baca Juga: Viral Postingan Megalomania Rai D'Masiv, Kenali Ciri Pengidap Megalomania
2. Penderita suka mengubah kenyataan
Ketika perbuatannya atau ide-idenya diserang oleh orang lain, penderita megalomania tidak akan menunjukkan kesalahannya maupun kelemahannya. Mereka justru berusaha memutarbalikan fakta dan menunjukkan ketertarikannya dengan ide-ide lawan
3. Penderita lebih suka berkumpul dengan orang yang kurang pandai
Penderita megalomania yang selalu ingin terlihat menonjol lebih tertarik berkumpul dengan orang-orang yang kurang pandai. Dalam kondisi itu, mereka akan merasa lebih unggul dan lebih mudah memengaruhi ide-idenya.
4. Penderita kebanyakan hebat dalam sejarah
Para ahli menemukan penyakit mental megalomania ini justru sebagian besar dimiliki oleh orang dengan kemampuan ilmu sejarah yang kuat.
Berita Terkait
-
Sinopsis Gowok Kamasutra Jawa yang Angkat Kisah Mentor Bercinta, Segera di Netflix
-
Manggung di Synchronize Fest 2025, D'Masiv Bawa Oleh-Oleh dari Los Angeles
-
4 Deretan Fakta Wacana Beli HP Bekas Kayak Beli Motor, Mesti Balik Nama Biar Aman?
-
Sinopsis dan Fakta Menarik Nice to Not Meet You, Drakor Baru Lee Jung Jae Usai Squid Game
-
Zombi hingga Pembajakan Pesawat, Ini 9 Film Netflix Terbaru Oktober 2025
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
Terkini
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan