Suara.com - Banyak orang tua mungkin kurang memperhatikan kandungan dalam makanan dan minuman bayi, terutama produk dalam bentuk kemasan. Padahal produk makanan dan minuman bayi itu bisa mengandung banyak gula.
Sebenarnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melarang tambahan gula dalam produk makanan dan minuman bayi di bawah 3 tahun. Begitu pula dengan WHO Eropa yang menyerukan perihal tingginya kadar gula dalam makanan bayi kemasan.
Melansir dari The Guardian, gula tambahan ini bisa menyebabkan kerusakan gigi, kelebihan berat badan dan penyakit yang berhubungan dengan obesitas di masa dewasa.
Seharusnya produk makanan bayi sesuai panduan mengandung garam, protein, lemak dan karbohidrat. Tetapi, hasil analisis WHO Eropa menemukan ada banyak produk makanan bayi yang mengandung gula tinggi.
Padahal konsumsi makanan atau minuman dengan tinggi gula bisa memberikan ancaman kepada anak-anak yang sedang tumbuh gigi. Kandungan gula dalam makanannya semasa kecil pun akan memengaruhi kesehatannya semasa dewasa.
Karena itu, WHO melarang tambahan gula. termasuk konsentrat jus buah dalam produk makanan bayi apapun. Tidak boleh ada produk makanan bayi yang mengandung gula lebih dari 5 persen, terutama dalam makanan gurih.
Pada makanan biskuit bayi setidaknya tidak boleh mengandung gula lebih dari 15 persen. Karena itu pula produk makanan dan minuman kemasan sebenarnya tidak cocok untuk bayi di bawah usia 3 tahun.
WHO menyarankan agar bayi tidak terpapar atau mencoba produk makanan dan minuman dengan gula tambahan sejak dini. Setidaknya dalam kurun waktu 6 bulan biarkan bayi mengekplorasi rasa air susu ibu (ASI) sendiri.
Jika mereka sudah terpapar dengan minuman atau makanan kemasan yang manis sejak dini, bisa mengubah seleranya tehadap ASI ibu. Ia justru ingin terus mencoba minuman atau makanan lainnya.
Baca Juga: Dosen di Riau Sulap Biji Durian Jadi Makanan Bayi Kurang Gizi
Berita Terkait
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Bikin Gempar Warga Cipayung, Polisi Buru Orang Tua Pembuang Bayi di Waduk Cilangkap
-
6 Rekomendasi Parfum Aroma Bayi Tahan Lama untuk Dewasa, Bikin Wangi Badan Lembut dan Memikat
-
Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Tradisional, Pemerintah Setop Impor
-
Impor Gula Rafinasi Dihentikan, Apa Alasannya?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat