Suara.com - Seorang dosen di Provinsi Riau, Besti Verawati, melalui penelitiannya berhasil mengolah limbah biji durian menjadi tepung yang memiliki kandungan protein yang baik untuk dikonsumsi bayi kurang gizi dan bahan pangan lainnya.
"Setelah saya mendapat hak paten dari Kementerian Hukum dan HAM mengenai formulasi tepung biji durian melalui penelitian yang saya lakukan, saya melanjutkan dengan mengembangkan olahan makanan berbahan dasar tepung biji durian karena kandungan gizinya yang bagus," kata Besti Verawati seperti dilansir Antara di Pekanbaru, Rabu (7/11/2018).
Ia melakukan penelitian tersebut di Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai di Kabupaten Pelalawan, Riau. Besti juga menjadi dosen S1 Gizi di universitas tersebut.
Ia mengaku terdorong untuk melakukan penelitian tersebut setelah melihat banyaknya limbah biji durian, yang mengundang banyak serangga ketika musim durian di Kabupaten Kampar.
Dalam penelitian itu, dia menyimpulkan bahwa kandungan di tepung biji durian sangat baik dikonsumsi untuk balita gizi kurang (underweight), karena kandungan proteinnya tinggi dibandingkan tepung pada umumnya.
Menurut dia, biji durian setelah dimasak mengandung 51,1 persen air, 46,2 persen karbohidrat, kemudian 2,5 persen protein, dan 0,2 persen lemak.
Hasil penelitian Besti menunjukkan bahwa dengan penambahan tepung biji durian sama sekali tidak mengubah warna dari biskuit. Dengan demikian, sudah teruji jika digunakan sebagai pengganti tepung terigu.
Tepung biji durian, kata dia, dapat digunakan menjadi solusi alternatif pengganti tepung terigu, mengingat besarnya jumlah impor tepung terigu di Indonesia yang mencapai 680 ribu ton per tahun.
Selain itu, tepung biji durian juga dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan makanan seperti biskuit, brownis, rempeyek, donat dan semprong.
Baca Juga: Hari Ini Basarnas Putuskan Kelanjutan Evakuasi Korban Lion Air
Bersama tim dosen di kampusnya, Besti kini mengadakan penyuluhan ke beberapa desa di Kabupaten Kampar, yaitu desa desa Batu Belah dan Desa Tanjung Bungo, guna mengajak ibu-ibu PKK agar bisa memanfaatkan limbah biji durian sebagai usaha maupun sekadar mencukupi kebutuhan gizi keluarga.
"Kami mencoba berbagi kepada masyarakat sekitar, agar dapat memberikan ide untuk meningkatkan usaha kecil menengah, terutama ibu rumah tangga yang ingin membuka usaha dengan modal kecil," jelasnya mengenai biji durian yang ternyata bisa diolah menjadi makanan bayi kurang gizi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?