Suara.com - Kasus obat palsu merupakan masalah yang masih saja terjadi hingga kini. Karenanya, masyarakat diminta untuk waspada dan jeli saat membeli obat yang dijual bebas.
Nah, salah satu obat yang dipalsukan dan tengah hangat diperbincangkan adalah panadol. Obat yang banyak digunakan saat sakit kepala atau flu ini viral di medsos lantaran ditemukan yang palsunya di Malaysia.
Panadol palsu ini diposting oleh seorang apoteker. Apa saja yang disampaikan sang apoteker terkait obat palsu tersebut? Simak ulasannya yang dihimpun Suara.com dan dua berita kesehatan menarik lainnya sepanjang Minggu (25/8/2019).
1. Panadol Palsu Beredar di Malaysia
Panadol, obat yang banyak orang gunakan saat sakit kepala atau terserang flu ini sangat mudah didapatkan. Baik di apotek maupun toko kelontong.
Namun sayangnya, obat 'sejuta umat' ini ternyata telah dipalsukan dan sudah merebak di pasaran.
Melansir World of Buzz, seorang apoteker bernama Zeff mengunggah pemberitahuan tentang Panadol palsu melalui Facebook-nya pada Rabu (21/8/2019) kemarin.
Dalam unggahannya, ia membuat beberapa perbandingan antara Panadol asli dan yang palsu.Seperti apa? Baca selengkapnya.
2. Polusi Udara Bisa Bikin Gangguan Jiwa?
Baca Juga: Asyik Isap Vape, Gadis Ini Dilarikan ke UGD Akibat Kesulitan Bernapas
Baru-baru ini sebuah studi mengungkap hal mengejutkan, di mana paparan polusi selama 10 tahun pertama kehidupan disebut memainkan peran penting pada kesehatan mental.
Dilansir Medical News Today, Sabtu (24/8/2019) penelitian ini diterbitkan di jurnal PLOS Biology dengan menggunakan data di Amerika dan Denmark untuk mengulik hubungan antara polusi lingkungan dan gangguan jiwa.
Penelitian mengungkap bahwa gangguan bipolar dan depresi lebih tinggi terjadi kepada mereka yang tinggal di daerah dengan kualitas udara buruk. Kok bisa begitu? Baca selengkapnya.
3. Seorang Lelaki Meninggal Akibat Kebiasaan Isap Vape
Pemerintah bidang kesehatan Illinois melaporkan kematian seorang pasien yang mengidap penyakit pernapasan parah akibat mengisap vape.
Menurut mereka kasus tersebut merupakan kematian pertama di Amerika Serikat terkait penggunaan vape. Berita ini dirilis Jumat (23/8/2019) oleh Departemen Kesehatan Masyarakat Illinois.
Lantas, temuan apalagi yang didapat oleh Departemen Kesehatan tersebut? Baca selengkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat