Suara.com - Stok ARV Sering Kosong, ODHA Sulit Dapatkan Pengobatan
Isu kekosongan stok obat antiretroviral (ARV) yang harus diminum pengidap HIV atau ODHA setiap hari, tenyata bukan isapan jempol belaka. Hal ini dirasakan langsung oleh para ODHA baik di kota besar hingga di pedalaman Indonesia.
Nining Ivana dari Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) mempertanyakan keseriusan pemerintah untuk menekan jumlah angka ODHA di Indonesia dengan menyediakan obat ARV. Bahkan di ibukota Jakarta sekalipun kekosongan itu ditemukan.
Sekalipun ada, obat berasal bukan dari pihak pemerintah, melainkan bantuan dari global fund atau dana hibah.
"Sampai hari ini saya selalu tanya pemerintah dengan ARV serius nggak sih bantu kami sebagai ODHA, karena sampai hari ini ditemukan kekosongan ARV kekosongan layanan. Di Jakarta tidak ditemukan kekosongan, cuma ketiadaan, saat ini dibantu global fund," ujar Nining dalam konferensi pers bersama SEKNAS FITRA di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (19/9/2019).
Nining mengatakan, kalau terus menerus ODHA dicap dengan stigma buruk pergaulan bebas dan sampah masyarakat, bahkan stigma itu juga dilakukan pemerintah, maka tidak akan mampu menghasilkan solusi. Karena kini, ODHA juga banyak dari kalangan ibu rumah tangga.
"Setiap ada anggota ODHA yang baru dari ibu rumah tangga, faktor risikonya di mana, ditularkan dari suami, kalau bicara lagi stigma ini menghambat, kalau saja HIV/AIDS bukan dilihat stigma tapi dilihat dari penyakitnya," ungkap Nining menggebu-gebu.
Nining mendapati kawannya sesama ODHA harus menerima kenyataan kekosongan obat ini membuat ia terpaksa harus mengonsumsi ARV yang ada. Sementara ia sudah cocok dengan obat yang lama, saat berganti efek obatnya membuat kawan Nining merasakan pusing seperti gempa bumi setiap harinya usai meminum obat.
Baca Juga: Penderita HIV AIDS Terancam Tak Bisa Konsumsi Obat ARV
"Kebayang teman saya merasakan seperti gempa bumi. Apa yang terjadi kalau terjadi terus obat diganti angka putus obat makin tinggi, kesakitannya juga makin tinggi, angka kematian dan penularan ARV makin tinggi," tuturnya.
Menyedihkannya, bayi yang terlahir sebagai ODHA ini juga mengalami kekurangan obat ARV untuk anak. Mereka terpaksa harus diberikan obat orang dewasa setiap hari dengan cara diberikan dosis setengah dari orang dewasa dibelah dan digerus.
"Di Kemenkes bilang nominalnya ada biayanya, tapi untuk ODHA anak-anak belum tinggi angkanya, masa tunggu tinggi dulu, temen saya di Kalimantan HIV positif terlalu ontime tidak pernah putus. Anaknya sakit terus di cek satu hari demam masih tinggi berarti ada yang salah dengan pengobatan," ceritanya
"Orang tuanya mendesak mengganti obat anaknya, karena dokter kebingungan mau diganti kemana, karena ada SOP pengobatannya. Akhirnya dengan perjuangan, minuman obat untuk anak dikit dan tidak berasa, akhirnya diberikan obat dewasa," lanjutnya.
Sekedar informasi, obat ARV harus terus menerus diminum para ODHA demi mencegah resistennya virus tubuh dan menggerogoti kesehatan, hingga berefek pada kematian.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental