Suara.com - Berjalan, berlari, menggenggam, mengetik, melambaikan tangan, dan mengikat tali sepatu adalah hal yang mudah dilakukan bagi orang-orang normal. Tapi, pada mereka yang memiliki masalah pada saraf otak dan menyebabkan proses koordinasi gerak tubuh terganggu, hal-hal di atas menjadi sulit dilakukan. Kondisi ini disebut dengan dyspraxia.
Dyspraxia adalah suatu kondisi fisik yang mempengaruhi kordinasi fisik keterampilan motorik atau artikulasi seseorang. Koordinasi fisik yang diprakarsai oleh otak dan berbagai sel saraf, sejatinya sudah dimulai sejak bayi dan terus berkembang hingga masa kanak-kanak dan dewasa. Tapi pada orang-orang tertentu, mereka bisa saja kesulitan melakukan koordinasi fisik sepanjang hidupnya.
Salah satunya adalah presenter TV yang bernama Ray Wilding, yang baru-baru ini mengaku tentang dirinya yang mengalami dyspraxia. Ia mengatakan bahwa dirinya amat kesulitan dalam mengatasi gangguan kordinasi fisik sepanjang hidupnya.
Presenter acara Roadshow Crimewacth tersebut mengatakan kepada Press Association, bahwa dyspraxia merupakan "semacam disleksia yang berasal dari tangan Anda". Ia mengatakan bahwa dirinya berjuang di sekolah ketika ia tidak dapat melakukan kegiatan yang dapat dilakukan oleh teman sekelasnya dengan mudah.
Dilansir dari The Indenpendent, tanda-tanda dyspraxia ini bisa muncul sejak usia dini, salah satunya adalah keterampilan kordinasi yang buruk dan tulisan tangan yang tidak rapi.
Menyambut Dyspraxia Awarness Week yang berlangsung pada 6-12 Oktober 2019, ini dia seputar dyspraxia yang perlu Anda tahu.
Gejala
Tanda-tanda dyspraxia bisa terjadi sejak usia muda, bahkan pada bayi maupun anak-anak. Gejalanya antara lain kesulitan bermain dengan mainan atau ikut serta dalam permainan yang melibatkan kordinasi keterampilan, kesulitan menggunakan peralatan makan, tulisan tangan yang tidak rapi, dan ketidakmampuan untuk melakukan tugas-tugas seperti membenarkan kancing atau mengikat tali sepatu.
Gejala lain, barangkali termasuk sering jatuh dan menjatuhkan benda. Namun tanda-tanda ini mungkin tidak selalu terkait dengan indikasi dyspraxia.
Penyebab
Meskipun tidak ada penyebab pasti dari dyspraxia, ada beberapa faktor yang dapat menempatkan anak pada risiko yang lebih besar terkena gangguan ini, di antaranya kelahiran yang prematur, berat badan di bawah rata-rata saat lahir, dan memiliki kerabat yang didiagnosis dyspraxia.
Baca Juga: Joaquin Phoenix 'Joker' Alami Gangguan Makan, Kenali Gejala dan Penyebabnya
Faktor Risiko
Dyspraxia lebih cenderung mempengaruhi anak laki-laki daripada perempuan, demikian menurut dyspraxia Foundation. Diyakini penyakit tersebut akan mempengaruhi sepuluh persen populasi, demikian yang dijelaskan oleh Mental Health Foundation.
Selebriti yang didiagnosis dyspraxia di antaranya aktor Daniel Radcliffe, model Cara Delevingne, dan penyanyi Florence Welch.
Pengobatan
Gejala dyspraxia dapat menjadi berkurang dari waktu ke waktu, dan pengobatan terbukti bermanfaat dalam jangka panjang. Seorang terapis okupasi anak dapat membantu anak dengan dyspraxia dan belajar bagaimana melakukan tugas-tugas seperti menangani peralatan makan, mengikat tali sepatu, dan menulis.
Pengobatan bisa dilakukan dengan cara berkonsultasi dengan profesional kesehatan, di antaranya dokter anak, psikolog klinis, dan psikolog pendidikan. (Aflaha Rizal)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental