Suara.com - Hari Stroke Sedunia, Kemenkes Waspadai Kasus Stroke di Usia Muda
Hari Stroke Sedunia diperingati setiap tanggal 29 Oktober, guna mengampanyekan bahaya stroke kepada masyarakat. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, stroke kini bisa menyerang siapa saja, tak melulu lansia.
Direktur Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular (P2PTM) dr Cut Putri Ariane, M.H.Kes, mengungkap penderita stroke semakin meningkat di usia muda.
"Berdasarkan Riskesdas 2013 prevalensi stroke nasional 12,1 per mil dan yang terakhir data di 2018 menunjukkan 10,9 per mil. Kenaikan diperkirakan terjadi pada usia muda," ujar Cut Putri di Kemenkes RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (28/10/2019).
Kisaran usia termuda disebutkan Putri ada di umur 35 tahun dan tertua 75 tahun. Umur ini lebih cepat dibanding tahun sebelumnya usia termuda penderita stroke yakni 40 hingga 45 tahun.
Alih-alih prediksi kota besar dengan angka prevalensi tertinggi stroke, Putri mengungkap justru Provinsi Kalimantan Timur lah yang punya prevalensi tertinggi dengan 14,7 per mil. Sedangkan Provinsi Papua mendapat urutan terendah yakni 4,1 per mil.
Sementara itu Jakarta masih di atas rata-rata nasional dengan 12,2 per mil prevalensi penderita stroke.
Di Indonesia berdasarkan Sample Registration System (SRS) pada 2014, stroke masih jadi sebab kematian tertinggi di kategori penyakit tidak menular dengan angka 21,1 persen. Sedangkan di dunia stroke jadi penyebab kematian tertinggi kedua, dan penyebab kecacatan ketiga.
"Data menunjukkan 1 dari 4 orang mengalami stroke, jangan sampao kota menjadi salah satu di antaranya, karena stroke dapay dicegah," tutur Cut Putri.
Baca Juga: Ditemukan di Pinggiran Jalan, Kakek 60 Tahun Dibuang Keluarga saat Stroke
Sementara BPJS Kesehatan 2016 menyebut stroke menghabiskan biaya pelayanan kesehatan sebesar Rp 1,43 triliun, 2017 naik menjadi Rp 2,18 triliun, dan 2018 kembali naik menjadi Rp 2,56 triliun.
"Penyakit kardioserebrovaskuler seperti stroke, penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan mengubah perilaku yang berisiko seperti penggunaan tembakau, diet yang tidak sehat dan obesitas, kurang aktivitas fisik dan konsumsi alkohol," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
Terkini
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang