Suara.com - Permasalahan remaja dalam masa pertumbuhan sudah seharusnya menjadi perhatian. Pasalnya, hal ini nantinya berkaitan dengan persoalan pemberdayaan, kesehatan mental, seksualitas, dan kesehatan reproduksi.
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Provinsi Bali pun telah melakukan penelitian seputar kondisi dan permasalahan remaja di daerahnya yang sudah berjalan sejak 2018. Khususnya, remaja dari 5 SMP di Kota Denpasar yang menjadi sekolah percontohan.
Penelitian dalam bentuk Global Early Adolescent Study (GEAS) sebanyak 3 kali secara longitudinal ini melibatkan 4.681 siswa serta orangtua kelas 7 dan 8 dari sekolah percontohan. Lalu, sebanyak 1.752 di antaranya berasal dari Kota Denpasar.
Adapun 4 hal yang menjadi fokus penelitian mereka, antara lain kesehatan mental, kedekatan dan harapan orangtua, perundungan dan bullying serta kesehatan reproduksi.
Komang Sutrisna, SH selaku Direktur PKBI Bali pun melihat bahwa kesehatan mental justru paling rentan dialami remaja. Kondisi ini juga berkaitan dengan faktor lain yang bisa menyebabkan dampak lebih luas.
"Ada beberapa hal yang menjadi fokus. Maksudnya, ada satu permasalahan yang paling krusial sekarang ini pada anak-anak salah satunya kesehatan mental. Banyaknya, gangguan eksternal baik itu timbul dari akil balig di remaja maupun emosi mereka, banyak memengaruhi situasi remaja di Bali," jelas Komang Sutrisna dalam Media Briefing & Training di Grand Santhi Hotel, Denpasar pada Selasa (29/10/2019) kemarin.
Berdasarkan hasil penelitian mereka di 5 sekolah percontohan, setidaknya 22,8 persen anak melaporkan pengalaman tak menyenangkan di masa kecil.
Datanya, sebanyak 49 persen remaja merasa diolok-olok, 57 persen alami kekerasan verbal oleh orang dewasa, 39 persen merasa tidak dicintai, 27 persen merasa tidak ada yang melindungi, 11 persen pernah melihat ibunya disakiti dan 6,7 persen pernah dipaksa melakukan hubungan seksual oleh orang dewasa.
"Karena itu kita juga diminta untuk turun ke sekolah-sekolah oleh ibu wali. Karena tingkat bullying di sekolah-sekolah kita di Bali itu cukup tinggi," tutur Komang Sutrisna.
Baca Juga: Tingkatkan Kespro, Remaja Harus Jadi Tokoh Utama Program Keluarga Berencana
Hasil cukup mengejutkan juga ditemukan pada remaja laki-laki. Sebanyak 50,8 persen merasa khawatir terhadap sesuatu yang tak jelas, 37 persen merasa tidak bahagia hingga tak bisa tidur, 33 persen merasa sedih dan 25 persen berpikir untuk menyakiti diri sendiri.
"Dari penelitian ini, ternyata remaja laki-laki justru mengalami gejala depresi yang lebih tinggi daripada perempuan," jelas Komang Sutrisna.
Hasil awal inilah yang akan didalami oleh PKBI untuk mencari tahu akar permasalahan-permasalahan di kalangan remaja. Salah satunya, mereka akan melakukan wawancara mendalam terhadap koresponden.
Pada akhirnya, mereka akan mengetahui penyebab utama yang mengganggu kesehatan mental anak remaja, termasuk 3 hal lain yang menjadi fokus mereka.
"Penelitian akan mendalam setelah ini, itu baru indikator yang muncul. Kita juga akan pakai penelitian mendalam dengan wawancara. Kita cari sampel dari beberapa remaja yang mendapat bullying dan terganggu tidurnya. Nanti April atau Mei 2020, kami akan turun ke lapangan," tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek