3. Konsep perfeksionisme dalam diri milenial
Persoalan mental milenial tidak hanya soal keliru dan salah menggunakan teknologi dan media sosial. Ada juga konsep perfeksionisme yang sangat dekat dengan lingkungan milenial, yaitu ekspektasi tinggi terhadap dirinya dan pada berbagai hal di sekitarnya. Milenial ingin tampil sempurna, ingin terlihat bersinar dalam lingkungan pergaulannya, atau bahkan malu jika kondisi ekonomi keluarga tidak seperti lingkungan pergaulannya.
Seseorang dengan konsep perfeksionisme seperti itu biasanya akan berjuang keras untuk meraih kesempurnaan dan bisa bereaksi negatif terhadap kesalahan kecil. Mereka bisa mengkritik diri sendiri secara keras jika gagal melakukan sesuatu hal. Bisa jadi juga mereka akan mudah menyalahkan sekitar jika dianggap tidak mendukung rencananya atau jika sekitarnya melakukan kesalahan.
Hasil yang tidak sempurna bisa membuat mereka tidak puas, marah, mengomel, menggerutu, dan berteriak. Menuntut diri sendiri dan lingkungan untuk sempurna serta tidak siap menerima kekurangan maupun kesalahan membuat mereka menjadi pribadi yang tidak mampu untuk mengontrol emosi dan menjaga perasaan orang lain. Pada akhirnya, ketika dijauhi oleh sekitarnya, ia pun sulit menerima kenyataan bahwa perubahan harus dimulai dari diri sendiri.
Nah, persoalan perfeksionisme dalam masyarakat modern ini merupakan masalah serius. Tidak menutup kemungkinan perfeksionisme dapat menyebabkan gangguan mental, seperti kecemasan, stress, depresi, gangguan makan, dan bahkan bunuh diri.
Setelah mengenali apa saja yang menjadi pemicu gangguan mental pada milenial, kita semua harus menyadari dan berhenti menganggap orang dengan gangguan mental sebagai sosok yang aneh, hina, dan asing. Dukung mereka dengan sekadar menanyakan kabar, menjadi pendengar, tidak mendebat atau menghakimi opini mereka walaupun sanggahan mereka belum tentu benar, serta selalu gunakan kata yang positif.
Namun, jika gangguan mental terjadi secara terus menerus, yang ditunjukkan dengan gejala seperti sulit tertidur, sering marah walau pada hal sepele, merasa sedih terus menerus, dan merasa bahwa diri sendiri dan lingkungannya sudah tidak bisa mengatasinya, serta terjadi perubahan fisik, seperti berat badan naik atau turun drastis, maka sebaiknya keluarga memperhatikan perubahan tersebut dan memeriksakan pada psikolog atau psikiater. Jangan malu, karena kesehatan mental sama pentingnya seperti kesehatan fisik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
-
Sepanjang Semester I 2025, Perusahaan BUMN Lakukan Pemborosan Berjamaah Senilai Rp63,75 Triliun
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
Terkini
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia