Suara.com - Satu orang dinyatakan meninggal dunia dan delapan orang harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit, karena Salmonella Dublin di Amerika Serikat (AS).
Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Pusat Pengendalian Penyakit (CDC). Kini Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS) dan pejabat kesehatan tingkat negara bagian sedang mencari tahu penyebab maraknya wabah Salmonella Dublin di enam negara bagian di AS.
Salmonella Dublin adalah jenis bakteri yang sering ditemukan pada sapi. Meski demikian sifatnya dapat menginfeksi manusia dan dapat menyebabkan infeksi pada aliran darah.
Hingga Jumat (1/11/2019), waktu setempat, ada sepuluh kasus infeksi yang dilaporkan terkait dengan konsumsi daging sapi dengan rincian delapan orang dilarikan ke rumah sakit dan satu orang dinyatakan meninggal dunia.
Satu kasus terjadi di Texas, Oklahoma dan Iowa, dua kasus di California dan Kansas dan tiga kasus di Colorado dengan satu orang meninggal dunia di California.
Pejabat setempat belum mengidentifikasi satu sumber tunggal daging sapi yang diyakini menyebarkan Salmonella Dublin berdasarkan bukti epidemiologis dan laboratorium.
Menurut CDC, korban sakit dilaporkan mengonsumsi berbagai merek daging sapi giling di lokasi yang berbeda. Usia mereka yang terinfeksi berkisar antara 48 hingga 74 tahun dan 80% adalah laki-laki.
Laporan sakit mulai terjadi antara 8 Agustus sampai 22 September 2019. Pejabat setempat beranggapan beberapa kasus bisa jadi belum dilaporkan.
"Dari sembilan orang sakit dengan informasi yang tersedia, delapan (89%) dirawat di rumah sakit, yang jauh lebih tinggi daripada yang kita harapkan untuk infeksi Salmonella. Tingkat rawat inap biasanya sekitar 20%. Dalam lima (50%) orang sakit, Salmonella ditemukan dalam sampel darah, yang menunjukkan penyakit mereka mungkin lebih parah," tulis pernyataan CDC seperti yang Suara.com kutip dari Time.com.
Baca Juga: Jarang Cuci Lap Dapur, Waspada Jadi Sarang Bakteri Salmonella
Pernyataan CDC juga menekankan bahwa mereka tidak menyarankan agar masyarakat berhenti mengonsumsi daging sapi yang dimasak dengan matang, atau bahwa pengecer berhenti menjual daging sapi. Sebaliknya, pernyataan dibuat untuk mengingatkan masyarakat agar tidak makan daging sapi mentah atau setengah matang, dan menggunakan termometer makanan untuk memastikan daging mencapai suhu internal yang aman saat memasak.
Gejala Salmonella Dublin sendiri termasuk diare, demam dan kram perut, dan biasanya berlangsung selama empat hingga tujuh hari.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi