Suara.com - Cegah Sindrom Metabolik Jadi Penyakit, Ini yang Harus Dilakukan Milenial
Kesehatan jasmani dan rohani kini sudah harus diperhatikan generasi milenial. Sebab, risiko sindrom metabolik mengintai para milenial yang tak menjaga kesehatan.
Sindrom metabolik merupakan serangkaian gejala dan gangguan kesehatan yang terjadi secara bersamaan. Gangguan itu meliputi peningkatan tekanan darah tinggi, penumpukan lemak di perut, serta kenaikan kadar gula darah, kolesterol, dan trigliserida.
Seseorang dikatakan menderita sindrom metabolik jika mengalami sedikitnya tiga dari lima kondisi, yaitu hipertensi, hiperkolesterolemia, trigliserida tinggi, diabetes, dan obesitas.
Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk Indonesia. Hal ini terbukti dengan masuknya Indonesia sebagai 10 besar negara dengan penderita diabetes terbanyak di dunia.
Dengan tindakan preventif yang dilakukan bersama dan kesadaran masyarakat akan faktor risiko dari penyakit ini diharapkan angka penderita diabetes dapat menurun. Melalui acara seminar awam dengan tema Metabolic Syndrome dan Penanganannya, dokter spesialis di Siloam Hospitals Surabaya berbagi ilmu kepada masyarakat seputar penyakit sindrom metabolik dan penanganan dengan harapan materi yang disampaikan dapat menjadi manfaat bagi masyarakat.
"Tren usia penderita sindrom metabolik sekarang semakin muda. Jika dulu mulai muncul di usia 60 tahun, sekarang usia 40-an sudah bisa menderita tiga dari lima kondisi dari sindrom metabolik ini," ujar dr Irene Stephanie Surjadibrata, spesialis penyakit dalam Siloam Hospitals Surabaya.
"Tindakan preventif yang bisa dilakukan adalah batasi konsumsi karbohidrat, hindari obesitas, olahraga teratur, dan medical checkup rutin setidaknya setahun sekali untuk usia 40 tahun ke atas," ujar dokter yang menyelesaikan pendidikan kedokteran dan spesialisnya di Universitas Airlangga Surabaya itu.
Melalui acara ini, Siloam Hospitals Surabaya mengajak masyarakat untuk rutin melakukan medical checkup sebagai salah satu tindakan preventif.
Baca Juga: Bisa Atasi Sindrom Metabolik, Ini Yoghurt Rasa Daun Kelor Buatan Mahasiswi
"Kami mengharapkan medical check up menjadi salah satu trend dalam masyarakt agar dapat menekan angka penderita sindrom metabolik," tutup dr Chandra Wijaya, Business Development dari Siloam Hospitals Surabaya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan