Suara.com - 5 Cara Cegah Polusi di Dalam Ruangan, Jaga Kesehatan Keluarga
Penting untuk menjaga udara di dalam ruangan. Jika dibiarkan, pencemaran tersebut bisa mengganggu kesehatan Anda dan anggota keluarga lainnya. Supaya hal tersebut tidak terjadi, ada beberapa tips untuk mencegah polusi di dalam ruangan.
Mungkin Anda dan anggota keluarga lainnya merasa aman di dalam rumah, terlindungi oleh tembok dan penghalang lainnya dari ancaman polusi udara.
Padahal faktanya, setelah berada dari luar terutama daerah yang udaranya tercemar, polutan udara menempel di tubuh Anda dan mengurangi kualitas udara di dalam rumah.
Oleh karena itu, mempertahankan kualitas udara di rumah adalah hal yang wajib dilakukan. Setidaknya hal ini dapat mencegah tingkat polusi di dalam ruangan semakin tinggi.
Ini dia beberapa cara agar polusi udara di dalam ruangan tidak semakin parah dilansir Hello Sehat.
1. Tidak merokok di dalam ruangan
Merokok di dalam ruangan tidak hanya membahayakan perokok aktif, melainkan juga para perokok pasif.
Bahkan, senyawa berbahaya yang ada di asap rokok juga bisa menempel pada perabotan rumah. Akibatnya, kemungkinan senyawa ini terhirup oleh semua anggota keluarga di rumah cukup besar.
Baca Juga: 5 Berita Kesehatan Mental: Polusi dan Kurang Protein Bisa Picu Depresi
Kondisi ini sangat sering ditemukan pada perokok yang merokok di dalam rumahnya sendiri. Hal ini membuat anggota keluarga lainnya yang tidak berada di dekat perokok saat itu, terkena polutan asap rokok.
Menurut sebuah penelitian dari Maternal and Child Health Journal, anak-anak yang menderita asma dan tinggal bersama perokok cenderung masuk kategori perokok pasif.
Akibatnya, kebanyakan anak tersebut melaporkan bahwa mereka mengalami gejala asma selama 2 minggu terakhir.
Maka itu, merokok di dalam ruangan sangat tidak dianjurkan karena hanya akan memperburuk kualitas udara di rumah.
Salah satu cara untuk mencegah polusi di dalam ruangan adalah dengan berhenti merokok di dalam ruangan.
Dengan begitu, risiko Anda dan anggota keluarga lainnya menjadi perokok pasif pun menurun dan membuat kualitas udara di rumah menjadi lebih baik.
2. Menggunakan pendingin ruangan
Penggunaan AC di dalam ruangan ternyata bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah naiknya kadar polusi udara di rumah Anda.
Dengan menggunakan pendingin ruangan, Anda bisa sesekali menutup ventilasi ruangan dengan tujuan mengurangi tingkat kontaminasi dari udara luar.
Selain itu, ada beberapa manfaat yang bisa Anda peroleh dari penggunaan AC untuk meningkatkan kualitas udara di rumah.
Menjaga tingkat kelembapan dalam ruangan.
Membersihkan udara dengan mengurangi polutan dan alergen.
Mempertahankan suhu di dalam ruangan, baik ketika Anda ingin merasa hangat atau dingin.
Namun, perlu diingat bahwa rutin membersihkan pendingin ruangan minimal 3-6 bulan sekali adalah hal yang patut diperhatikan.
Jika AC Anda jarang dibersihkan dan dirawat, tentu akan menimbulkan masalah kesehatan bagi orang yang berada di ruangan tersebut, seperti asma dan alergi.
Alih-alih memperbaiki kualitas udara, pendingin ruangan yang tidak terawat hanya akan menyebarkan debu dan serbuk sari.
Bahkan, penyaring udara pada AC juga mengandung uap air, sehingga potensi tumbuhnya jamur dapat terjadi dan menyebarkannya di ruangan Anda.
Supaya Anda dapat mengurangi tingkat polusi di dalam ruangan, jangan lupa untuk rutin membersihkan AC Anda, ya.
3. Mengurangi penggunaan pewangi ruangan
Bagi sebagian orang, penggunaan pewangi ruangan kerap jadi hal wajib karena khawatir bau yang dibawa dari udara luar dapat mengganggu penciuman mereka.
Pewangi ruangan memang bisa membuat rumah Anda menjadi lebih harum, tetapi sebenarnya semprotan wewangian tersebut merusak kualitas udara di rumah Anda.
Menurut sebuah artikel dari jurnal Building and Environment, pewangi ruangan menyumbangkan tingkat polusi udara yang cukup tinggi.
Hal ini dapat terjadi melalui hasil semprotan langsung hingga reaksi bahan produk yang ada di dalamnya.
Penggunaan alat ini memiliki hubungan kuat dengan meningkatnya kadar terpen dalam rumah, seperti benzena, toluena, dan senyawa organik lainnya yang mudah menguap.
4. Meletakkan tanaman penyerap polusi
Pada tahun 1989, NASA menemukan bahwa meletakkan tanaman bisa membantu menyerap racun dari udara, terutama pada ruang tertutup dengan ventilasi yang sedikit.
Tanaman yang bisa diletakkan di dalam ruangan ini diyakini lebih efektif dibandingkan pembersih udara karena lebih hemat dan alami.
NASA pun merekomendasikan untuk meletakkan dua atau tiga tumbuhan dalam jarak 20-25 cm. Bahkan, tumbuhan alami ini juga mengisap senyawa kimia yang berasal dari perabotan rumah tangga, seperti:
Karpet
Oven
Produk pembersih rumah
Lem
5. Mengontrol alergen dalam ruangan
Selain meletakkan tanaman hias sebagai cara mencegah polusi di dalam ruangan meningkat, Anda mungkin perlu mengontrol alergen pula agar kualitas udara terjamin.
Alergen merupakan senyawa asing yang dapat menimbulkan reaksi alergi ketika ada di tubuh seseorang. Senyawa asing ini dapat tersebar di udara dan menempel di perabotan serta lantai rumah Anda.
Alergen bisa berasal dari mana saja, seperti hewan peliharaan, karpet, matras, hingga selimut Anda sendiri.
Salah satu cara untuk mengontrol alergen adalah dengan menghilangkan pemicunya. Namun, Anda perlu menjaga kebersihan rumah agar polusi di dalam ruangan menurun.
Ini dia beberapa cara untuk mengontrol alergen di dalam ruangan.
- Mengurangi penggunaan karpet.
- Tidak memakai gorden yang tebal karena akan lebih sulit untuk dicuci dan membuat debu yang menempel semakin banyak.
- Melapisi kasur, bantal, dan guling dengan seprai yang anti alergi.
- Membersihkan debu dengan penyedot debu satu atau dua kali seminggu untuk mencegah alergen kembali tersebar di udara.
- Menjaga tingkat kelembapan ruangan, terutama dapur, tetap stabil agar jamur tidak tumbuh di dinding rumah Anda dan menyebabkan kualitas udara menurun.
Sebenarnya, mencegah polusi udara di dalam ruangan cukup mudah dilakukan. Syaratnya satu, selalu jaga kebersihan rumah dan kelembapan ruangan agar terhindar dari alergen dan jamur.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
Terkini
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis