Suara.com - Banyak orangtua senang memberi makan bayi telur dan kacang di momen pertama kali mereka makan. Ternyata hal ini bisa memangkas risiko bayi alergi terhadap makanan tersebut.
Peneliti Inggris menemukan bahwa memberi makan bayi kacang dan telur pada bayi di usia 3-6 bulan bisa menurunkan risiko alergi. Ilmuwan King's College London menganalisis data pada 1.303 anak-anak Inggris dan Welsh yang diacak selama 3 tahun.
Setengahnya diperkenalkan pada 6 makanan yang bisa memicu alergi saat menyusui selama usia 3-6 bulan. Sementara lainnya hanya menerima ASI eksklusif selama 6 bulan.
Semuanya diuji pada awal penelitian untuk melihat mereka sensitif terhadap kacang-kacangan, telur, susu, wijen, ikan dan gandum. Mereka melakukan kunjungan rutin ke klinik dan orangtua ditanyai tentang diet anak mereka serta reaksi alergi.
Mereka yang sensitif pada awal percobaan sekitar 34,2 persen. Jumlah ini terjadi pada anak yang mendapat susu eksklusif tetapi mengembangkan alergi tersebut.
Sedangkan yang memiliki sensitivitas terhadap kacang sekitar 14,3 persen. Lalu sekitar 48,7 persen yang memiliki sensitivitas terhadap telur.
Sementara itu. bayi yang hanya mendapat ASI eksklusif atau tidak diperkenalkan kacang dan telur di momen awal mereka makan justru memiliki risiko alergi hingga 34,2 persen.
"Hasil ini memiliki implikasi yang signifikan dan informatif ketika datang dan mendapat rekomendasi mengenai alergi serta pengembangan pedoman baru," kata Prof. Gideon Lack, pemimpin penelitian dikutip dari The Sun.
Karena semakin banyak penelitian mengenai pengenalan awal alergen, peneliti akan lebih sering merekomendasikan menu pengenalan awal untuk mencegah bayi alergi makanan tertentu di masa depan.
Baca Juga: Canggih, Dokter Bedah Hidupkan Kembali Organ Jantung yang Telah Mati
"Kami telah menunjukkan bahwa pengenalan awal makanan yang menyebabkan alergi dapat secara signifikan mengurangi kemungkinan bayi berisiko tinggi terkena alergi kacang dan telur," jelas dr. Michael Perkin dari Rumah Sakit St. George.
Penelitian kami telah membuktikan bahwa pengenalan awal makanan alergi mungkin memainkan peran penting dalam mengendalikan alergi.
Sekitar 7 persen anak-anak Inggris diduga menderita alergi makanan yang bisa mengancam jiwa. Natasha Ednan-Laperouse meninggal pada usia 15 tahun setelah menderita alergi terhadap wijen.
"Bukti yang tersedia menunjukkan bahwa pengecualian yang disengaja atau keterlambatan pengenalan kacang serta telur di atas usia 6 hingga 12 bulan dapat meningkatkan risiko alergi terhadap makanan," ujar Komite Penasihat Ilmiah Inggris tentang Gizi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja