Suara.com - Sebagian besar orang pasti merasa lebih mudah lapar ketika cuaca dingin. Kondisi ini sama halnya ketika Anda lebih banyak buang air kecil di musim dingin.
Ternyata semua respons itu tergolong normal saat musim dingin. Hal itu merupakan salah satu cara tubuh menghangatkan diri ketika musim dingin.
Sebuah studi dilansir dari Elite Daily, menemukan Indeks Massa Tubuh atau BMI peserta meningkat ketika musim panas beralih ke musim gugur. Sementara itu, konsumsi lemak hewani dengan daging dan susu juga ikut meningkat saat musim dingin.
Hal tersebut menggambarkan bagaimana tubuh merespons penurunan suhu dengan rasa lapar. Menurut Ira Ockene, seorang ahli jantung mengatakan itu adalah nalar manusia untuk meningkatkan asupan kalori saat musim dingin.
Penelitian yang dilakukan oleh University of Massachusetts Medical School menemukan bahwa 539 peserta usia 20-70 tahun mengonsumsi rata-rata 86 kalori setiap hari di musim gugur daripada musim semi.
Secara biologis, orang terdorong lebih banyak makan dan melahapnya dengan cepat di musim dingin. Ockene juga menemukan studi sebelumnya di mana para partisipan makan lebih banyak, menunjukkan efek musiman pada kelaparan hingga mengalahkan pemicu rasa kenyang.
Saat musim dingin, tubuh memang membutuhkan energi ekstra untuk menghangatkannya dengan cara ini. Jika Anda menghabiskan energi lebih banyak, makan Anda butuh mengisi energi melalui makanan.
Temperatur yang dingin juga dapat menyebabkan sesuatu yang disebut Nonogenik Thermogenesis (NST), yaitu ketika tubuh Anda bekerja untuk menghasilkan lebih banyak panas tanpa respons otot yang bergetar.
Meskipun tubuh tidak membeku, tubuh akan mengeluarkan lebih banyak energi dari biasanya untuk menyesuaikan diri dengan cuaca yang lebih dingin.
Baca Juga: Zodiak Kesehatan 6 Desember 2019: Gemini Sedang Subur, Aries Perhatian Diet
Jadi, masuk akal jika seseorang lebih mudah lapar ketika berada di luar dan mengerjakan getaran.
Selain itu, ketertarikan psikologis pada cemilan tertentu sejak kecil juga dipengaruhi oleh faktor sosial yang membantu kita memutuskan makanan dan menyelesaikan permasalahan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?