Suara.com - Bisa Sebabkan Kematian, TBC Sulit Dideteksi Pada Anak-anak
TBC (tuberkulosis) atau yang lebih dikenal dengan istilah TB memang jadi virus yang menyerang paru-paru, tulang, usus hingga kelenjar. Gejalanya seperti batuk berdahak tak kunjung henti, bahkan hingga mengeluarkan darah.
Masalahnya identifikasi TBC pada orang dewasa cukup mudah dengan memeriksa dahaknya, tapi untuk pasien anak cukup sulit untuk mengeluarkan dahak, sering kali ditelan kembali.
"Sayangnya memang susah didiagnosa pada anak-anak dan gampang didiagnosa pada dewasa. Tapi tes pada orang dewasa gampang dilakukan karena mereka batuk dan bisa dicek lendirnya. Tapi pada bayi, ketika mereka batuk, susah disuruh buang lendir air liur, malah ditelan lagi," ujar Vanessa Rouzier, Chief of Pediatrics, Gheskio, Haitian Global Health Alliance di Westin Jakarta, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2019).
Belum lagi anak-anak memang sangat rentan terserang TBC, mengingat sistem kekebalan imun anak cenderung lebih rendah dibanding orang dewasa. Misalnya saja, kata Vanessa ,ibu yang menderita TBC tapi ia tinggal bersama bayi, maka si bayi juga sangat rentan tertular.
"Jadi jika saya ibu dan punya TB, dan saya punya bayi tinggal serumah tentu risikonya sangat tinggi, dan mereka sangat berisiko karena sistem imun tubuhnya masih lemah. Ketika punya bayi dengan risiko penularan tinggi, kita nggak bisa suruh dia batuk. Lalu buang lendir," jelas Vanessa.
Meski begitu pada dasarnya, TBC pada anak bisa dideteksi dengan cara lain, seperti melihat perut, pencernaan, hingga paru-paru dan tes darah di rumah sakit. Tapi seringnya, kembali lagi tidak terdeteksi, alhasil banyak gejala TBC pada anak tapi berakhir tidak terdiagnosis.
Belum lagi dari sisi gejala, Vanessa memang membenarkan anak yang kurus, lemas dan kurang gizi sudah sepatutnya diperiksakan ke dokter. Apalagi dari tanda batuk TBC pada anak dan dewasa berbeda, anak dengan TBC kuantitas batuknya tidak sebanyak orang dewasa.
"Anak tak batuk sesering orang dewasa. Anak yang terpapar bisa saja berat badannya stagnan. Dan tiap bulan atau usianya bertambah tapi berat badannya segitu-segity aja. Berat badan mereka tak merosot tapi tidak bertambah, stagnan," jelasnya.
Baca Juga: Kabar Gembira, Ilmuwan Selangkah Lagi Temukan Vaksin Pencegah Tuberkulosis
"Kadang-kadang ada sih yang merosot berat badannya. Lalu bayi terlambat jalan, atau bayi nggak mau makan banyak lagi, dan berat badannya nggak bertambah," lanjutnya.
Alhasil, kesulitan diagnosis ini membuat virus TBC yang ada anak sulit untuk dihilangkan, dan memicu virus TBC jadi lebih resisten terhadap obat lini pertama atau obat yang pertama kali diminum si penderita. Lalu, ia harus meminum obat lini selanjutnya yakni TB MDR yang punya efek samping lebih berat dari obat lini pertama.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global