Suara.com - Sepanjang 2019 ini, ada beberapa kejadian luar biasa (KLB) yang menjangkit sejumlah wilayah di Indonesia. Mulai dari peristiwa keracunan hingga kasus hepatitis A.
Berikut Suara.com rangkum beberapa peristiwa KLB yang terjadi di Indonesia sepanjang 2019.
1. Keracunan di Sleman, Yogyakarta
Pada awal Desember kemarin, kasus keracunan yang terjadi di Dusun Balong, Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, telah ditetapkan sebagai KLB oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman.
"Jadi ditetapkan sebagai KLB, tapi pengertiannya KLB Program. Artinya hal ini sebagai kewaspadaan dini terkait keracunan makanan itu," terang Kepala Dinkes Kabupaten Sleman Joko Hastaryo saat dihubungi wartawan, Kamis (5/12/2019).
Joko menjelaskan bahwa KLB tersebut bukan kejadian yang menyebabkan wabah penyakit besar, melainkan penyebaran penyakit yang hanya terlokalisasi. Itulah sebabnya disebut sebagai KLB Program.
2. Hepatitis A di Depok
Kasus ini awalnya terjadi di SMP Negeri 20 Depok pada akhir November lalu. Namun, penyakit yang diakibatkan oleh virus Hepatitis A (HAV) ini justru makin menginfeksi 171 dari 262 orang yang menjalani pemeriksaan Rapid Diagnostic Test (RDT).
Ketua PB Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, dr. Irsan Hasan, Sp. PD. KGEH, mengatakan satu-satunya jalur yang bisa menularkan virus hepatitis hanyalah melalui mulut. Biasanya lewat makanan yang tercemar atau orang yang tidak bisa menjaga kebersihan saat makan, sehingga virus masuk.
Baca Juga: Soal Ratusan Karyawan Keracunan di Sleman, Dinkes Tetapkan Jadi KLB Program
"Virus ini kalau masuk, masuknya kan lewat mulut, tertelan masuk ke lambung. (Padahal) lambung itu asam, tapi hebatnya virus hepatitis A ini super kebal, dia tahan terhadap asam, dia tahan terhadap dingin, di dalam es pun dia bisa hidup. Tapi dia tidak tahan pada panas," ujar dr. Irsan saat konferensi pers di Kemenkes RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2019).
3. Rabies di NTB
KLB rabies sempat mengancam Nusa Tenggara Barat pada Februari lalu. Kesehatan Hewan Nusa Tenggara Barat mencatat ada 825 warga di Pulau Lombok dan Sumbawa yang digigit anjing dan enam di antaranya dinyatakan telah meninggal dunia.
"Itu data per 24 Februari 2019. Sebagian besar korban gigitan anjing ada di Kabupaten Dompu, sebanyak 735 orang. Dan ada 32 positif rabies," kata Kepala Disnakeswan NTB Budi Septiani, di Mataram, Senin (25/2/2019), dilansir Antara.
Disusul ole Kbupaten Sumbawa, yaitu 27 korban, dengan empat sampel dinyatakan positif rabies.
4. Muntaber di Gorontalo Utara
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis