Suara.com - Otot dan lemak tubuh tidak hanya memengaruhi kondisi kesehatan. Sebuah penelitian baru menemukan lebih sedikit otot dan banyaknya lemak tubuh bisa memengaruhi fleksibilitas seseorang dalam berpikir seiring bertambahnya usia.
Studi yang dilakukan oleh Auriel Willette, asisten profesor ilmu pangan dan nutrisi, dilansir dari asiaone.com, telah memeriksa pengukuran langsung massa otot tanpa lemak, lemak perut, lemak subkutan dan hubungan dengan perubahan kecerdasan cairan selama 6 tahun.
Konsep 'kecerdasan cairan' ini pertama kali digunakan oleh psikolog Raymond Cattel dan muridnya, John Horn yang mengacu pada kemampuan berpikir dan bernalar secara fleksibel.
Data dari 4.000 pria dan wanita paruh baya dari UK Biobank, Willette dan Klinedinst menemukan bahwa orang paruh baya yang memiliki jumlah lemak tinggi di bagian tengah tubuh, mereka memiliki kecerdasan yang lebih buruk seiring bertambahnya usia.
Hasil penelitian ini tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi, melainkan usia biologis jumlah lemak dan otot pada tubuh.
Hubungan antara lemak atau otot dan kecerdasan juga dipengaruhi oleh perubahan aktivitas sistem kekebalan tubuh. Orang dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi (BMI) memiliki aktivitas sistem kekebalan tubuh yang lebih banyak dalam darah mereka.
Selain itu, BMI tinggi juga mengaktifkan sistem kekebalan di otak dan bisa menghambat kognisi, seperti yang disarankan oleh penelitian sebelumnya.
Namun, belum jelas ditemukan lemak dan otot juga memengaruhi sistem kekebalan tubuh atau tidak. Klinedinst sendiri merasa butuh studi lebih lanjut mengenai kemungkinan korelasi yang baru ditemukan ini dengan peningkatan risiko alzheimer.
Sementara itu, orang biasanya mulai menjadi gemuk dan kehilangan otot ketika memasuki usia paruh baya. Karena itu peneliti merekomendasikan olahraga dan konsumsi makanan sehat untuk menjaga kecerdasan.
Baca Juga: Seiring Bertambah Usia, Lemak Perut Berdampak Buruk untuk Berpikir
Klinedinst menyarankan wanita paruh baya lebih banyak berolahraga karena mereka memiliki otot tubuh lebih sedikit daripada pria.
"Konsumsi makanan sehat dan setidaknya olahraga jalan cepat sudah bisa membantu Anda menjaga kesehatan mental," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!