Suara.com - WHO Tekankan Pentingnya Tanggap Darurat Kesehatan di Daerah Konflik
Tanggap darurat kesehatan yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama rekan-rekannya menyelamatkan jutaan orang dari berbagai penyakit dan kematian pada 2019.
Berdasarkan VOA Indonesia, WHO dan mitra-mitranya merespons 51 keadaan darurat kesehatan di lebih dari 40 negara dan wilayah, dan menyelidiki 440 ancaman kesehatan di 138 negara dan wilayah.
Setelah berbagai berita mengenai keadaan darurat itu surut, upaya membantu para korban akibat bencana alam maupun peristiwa akibat perbuatan manusia terus berlanjut.
Direktur Eksekutif Program Darurat WHO Michael Ryan mengatakan upaya menjalankan sistem kesehatan yang rentan di tengah konflik dan darurat kesehatan lain tidak pernah berhenti.
"Di Bangladesh, kami bekerja sama dengan mitra-mitra untuk memenuhi kebutuhan hampir satu juta pengungsi Rohingya yang tinggal di kamp-kamp penuh sesak di Cox's Bazar. Tingkat kematian dalam populasi yang sangat rentan ini berada pada tingkat rendah. Tingkat kematiannya tetap berada di bawah tingkat yang umum dalam situasi ini... Dan itu terjadi berkat kerja keras banyak orang," kata Ryan.
Ryan mengatakan WHO dan mitra-mitra telah memberi layanan kesehatan kepada lebih dari 10 juta orang di Yaman. Dia mengatakan lebih dari 100.000 orang menjalani rawat inap di rumah sakit karena malnutrisi akut.
"Di Uganda, penularan Ebola berhasil dicegah setelah kasus-kasus tersebar dari Kongo dalam dua peristiwa terpisah. Dan, negara-negara di sekitarnya juga mempersiapkan diri menghadapi wabah. Uganda, didukung masyarakat internasional, menghabiskan Rp 250 miliar untuk mempersiapkan diri dan menghentikan Ebola dua kali," ujarnya.
WHO memperkirakan lebih dari Rp 13,8 miliar akan dihabiskan untuk memberantas virus Ebola yang mematikan, yang telah tersebar di Republik Demokratik Kongo sejak Agustus 2018. Jumlah kasus yang dilaporkan adalah 3.366, termasuk 2.227 kematian.
Baca Juga: WHO Cemas Orang Masih Percaya Rokok Elektrik Lebih Aman dari Rokok Biasa
Situasi darurat kesehatan lain yang telah direspons oleh WHO dalam setahun belakangan termasuk siklon di Mozambik, darurat konflik di Suriah dan Sudan Selatan, banjir di Iran, gempa bumi di Albania, dan wabah campak mematikan di pulau Samoa di Pasifik. [VOA Indonesia]
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak