Suara.com - Penyakit pneumokokus adalah infeksi akibat bakteri yang disebut streptococcus pneumoniae, yang biasanya memangsa anak-anak kecil dan orang tua.
Bakteri ini bisa menyebabkan berbagai jenis infeksi, yang meliputi infeksi paru-paru atau radang (pneumonia), meningitis (radang selaput yang mengelilingi sumsum tulang belakang atau otak), sepsis (infeksi dalam darah), sinusitis (infeksi pada sinus) dan otitis media (infeksi telinga tengah).
"Misalnya otitis media bukanlah infeksi serius. Tetapi ketika Anda mendapatkannya, Anda perlu antibiotik untuk mengibatinya yang kemudian meningkatkan risiko resistensi antibiotik," kata GSK Vaksin Urusan Urusan Medis Urusan Medis Global dan kesehatan masyarakat dr. Otavio Augusto Leite Cintra dikutip dari Asia One.
Karena, penyakit pneumokokus adalah penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin nomor satu di dunia. Dengan vaksin, Anda tidak perlu lagi antibiotik karena itu sudah menawarkan perlindungan silang di luar apa yang dimaksudkan.
Ada banyak strain S. penumoniae (sekitar 90 serotipe). Namun, hanya sebagian kecil dari strain (sekitar 20 serotipe) yang biasanya bertanggung jawab atas sebagaian besar penyakit pneumokokus.
"Di Brazil, penelitian ini menunjukkan bahwa vaksin menyebabkan 80 persen penurunan pneumonia pada anak di bawah usia 2 tahun dan 20 persen penurunan meningitis," jelasnya.
Sebagian besar, anak-anak sehat dapat melawan infeksi dengan pertahanan alami mereka. Sedangkan, anak-anak yang sistem kekebalannya terganggu karena kekurangan gizi berada pada risiko lebih tinggi terkena pneumonia.
Selain itu, sistem kekebalan tubuh anak juga lebih lemah jika tidak menyusui secara eksklusif. Menurut data dari Dana Darurat Anak Internasional PBB, pneumonia membunuh lebih banyak anak daripada penyakit menular lainnya.
Di seluruh dunia, penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari 800 ribu anak balita setiap tahunnya. Lalu, sekitar 2.200 anak meninggal dunia karena penyakit ini setiap harinya.
Baca Juga: Ekki Soekarno Diduga Pneumonia, Waspadai Gejalanya yang Mirip Flu
Menurut dr. Cintra, vaksinasi adalah solusi yang jauh lebih murah dan umumnya ditoleransi dengan baik oleh anak-anak yang sehat. Efek sampingnya pun dari tingkat keparahan paling ringan, sedang hingga tinggi.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS dan Klinik Cleveland di Amerika Serikat mengungkapkan ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari penyakit ini, termasuk menjauhi orang sakit, selalu cuci tangan, tutupi batuk dan bersin pakai tisu, batasi kontak dengan asap rokok atau berhenti merokok.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah