Suara.com - Vaksin diberikan kepada anak untuk melindungi tubuh mereka dari penyakit serius, seperti campak, polio dan batuk rejan.
Setelah masuk ke tubuh, vaksin akan memberi tahu tubuh anak untuk membuat protein darah atau antibodi untuk melawan penyakit-penyakit tersebut.
Sama seperti obat-obatan lain, vaksin juga memiliki efek samping terhadap tubuh. Efek paling umumnya adalah kemerahan, sedikit bengkak di tempat suntikan, demam ringan dan masalah tidur, menurut WebMD.
Terkadang, efek samping juga termasuk muntah, kantuk dan kehilangan selera makan.
Semua itu adalah efek normal setelah vaksinisasi. Tapi ada juga reaksi lain tidak biasa yang harus diperhatikan orangtua, terutama saat sang anak alergi terhadap vaksin tertentu.
Efek samping tidak biasa yang perlu dikhawatirkan adalah ketika sang anak mengalami perubahan suasana hati atau perilaku, demam tinggi hingga merasa lemah.
Tak hanya itu, segera hubungi dokter ketika anak mengalami gejala berikut:
- Masalah pernapasan seperti mengi
- Suara sesak
- Kulit pucat
- Kelemahan
- Detak jantung cepat
- Pusing
- Pembengkakan di wajah atau tenggorokan
- Demam lebih tinggi dari 40 derajat Celcius
- Kejang
Tanda lain yang kemungkinan bermasalah adalah ketika buah hati yang masih bayi menangis tak terkendali selama tiga jam atau lebih.
Baca Juga: Bisakah Pneumonia dari China Dicegah dengan Vaksin? Ini Penjelasan Dokter
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis