Suara.com - Seorang pria mengalami sakit kepala hebat akibat cacing pita sepanjang 4 cm yang bersarang di otaknya selama lebih dari 10 tahun.
Gerardo, pria asal Texas ini menderita infeksi parasit akibat memakan daging babi yang tidak dimasak ketika berlibur ke Meksiko.
Gerardo mulai merasakan ada sesuatu yang salah ketika mengalami sakit kepala ekstrem. Saat itu, Gerardo mengaku terkadang sakit kepalanya terasa begitu kuat hingga menyebabkan mual.
"Ini sangat sakit, sangat sakit dan membuatku berkeringat. Kemudian sakit kepala itu membuatku muntah-muntah karena kesakitan," ujarnya, dikutip dari The Sun.
Namun, kondisinya berubah menjadi lebih buruk tahun lalu. Gerardo bahkan pingsan di lapangan selama pertandingan sepak bola.
Ia lantas memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter. Saat itulah dr Jordhan Amadio, ahli bedah saraf di Dell Seton Medical Center, menemukan hal mengejutkan di dalam kepala Gerardo.
Hasil pemindaian otak menunjukkan ada massa di dekat batang otak Gerardo yang ukurannya mencapai 4 cm. Setelah melakukan tes lebih lanjut, dokter baru menyadari kalau massa itu adalah cacing pita yang cukup besar.
Dokter mengatakan cacing pita itu mungkin saja merenggut nyawa Gerardo jika tidak terdeteksi. Karena itu, Gerardo langsung menjadi operasi darurat untuk mengambil cacing pita di otaknya.
Dokter mengatakan bahwa Gerardo mengalami jenis infeksi yang disebut neurocysticercosis. Infeksi ini disebabkan oleh telur dari cacing pita yang disebut taenium solium yang tidak disengaja masuk ke dalam tubuh.
Baca Juga: Korban Tewas Virus Corona di China Kini Tembus 170 Orang, Wuhan Terparah
Biasanya, cacing pita ini menginfeksi babi dan meletakkan larvanya di dalam. Jika daging babi tidak dimasak dengan benar, manusia bisa memakan larva ini dan menetas di ususnya.
Jika tidak terdeteksi, cacing pita yang tumbuh di dalam tubuh bisa terus bertelur dan berkembang biak seperti yang dialami oleh Gerardo.
Larva ini bisa berkembang di dalam kantung atau kista dan bisa berjalan-jalan ke seluruh tubuh. Dalam kasus yang jarang terjadi, cacing pita ini bisa berjalan hingga ke otak.
Akibat kejadian ini, dokter memeringatkan semua orang bahwa infeksi ini tergolong cukup sulit terdeteksi. Karena itu, cacing pita di otak Gerardo baru terdeteksi setelah 10 tahun.
"Kondisi ini bisa tidak terdeteksi selama bertahun-tahun. Jadi Anda bisa memakan telur dari larva cacing pita ini secara tidak sengaja dan baru terdeteksi setelah bertahun-tahun," jelas dr Amadio.
Menurut dr Amadio, cacing pita ini bisa berkembang di dalam tubuh tanpa menyebabkan gejala apapun sampai tumbuh besar. Gejala yang lebih serius dapat muncul jika cacing masuk ke berbagai bagian tubuh seperti otak atau hati.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia