Suara.com - Tangani Virus Corona, China Gabungkan Pengobatan Tradisional dan Barat
Virus Corona baru dari Wuhan hingga saat ini belum ditemukan obatnya. Pemerintah China pun akhirnya mulai membuka diri terhadap kemungkinan pengobatan alternatif dan tradisional.
Dilansir Antara, Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Qian, mengatakan para ahli medis di negaranya menggunakan gabungan dari metode pengobatan tradisional China dan medis modern Barat untuk menangani pasien yang terjangkit virus corona.
Dalam acara jumpa pers yang digelar di kediaman resmi Duta Besar China di Jakarta, Selasa, Dubes Xiao mengatakan terdapat 632 penderita virus corona atau 2019-nCoV yang telah sembuh.
Meski dia tidak menjelaskan secara detil terkait langkah-langkah penyembuhan serta obat-obatan yang digunakan dalam upaya penyembuhan para pasien tersebut, Dubes Xiao menjelaskan perpaduan dua cara tradisional dan modern memiliki hasil yang baik.
"Menurut saya kalau detail tentang langkah-langkah pengobatan dan obat yang digunakan mungkin harus dijawab ahli-ahli negara kami. Tetapi, saya bisa konfirmasi bahwa sekarang ahli-ahli China menggunakan baik cara medis tradisional China dan cara medis western," katanya.
Dia menjelaskan para ahli di Negeri Tirai Bambu itu tengah berupaya melakukan penelitian terkait vaksin dan obat yang dapat menjadi jawaban bagi virus corona yang merebak hingga ke luar China.
"Belakangan ini, laboratorium nasional China sudah mengisolasikan tiga strain virus dan akan membuat vaksin dari strain virus itu," tambahnya lagi.
Institut terkait di Akademi Ilmu Pengetahuan China, kata dia, juga telah menyaring beberapa obat yang dapat menghambat penyebaran wabah itu. Dia pun berharap agar vaksin dan obat terkait dapat segera ditemukan.
Baca Juga: Warga Natuna Terancam Virus Corona? Menkes: Saya Jaminkan Badan Saya
Lebih lanjut, Xiao juga menjelaskan bahwa para ahli juga tengah meneliti asal-usul virus yang pertama muncul di kota Wuhan, provinsi Hubei itu.
"Berdasarkan penelitian pusat pengendalian penyakit China, virus baru ini ada kemungkinan besar berasal dari binatang liar. Kemungkinan besar berasal dari kelelawar," katanya.
Meski demikian, dia menegaskan bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan guna memastikan asal-usul virus tersebut. [ANTARA]
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025