Suara.com - Wabah virus corona Covid-19 sudah menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Penularan virus corona Covid-19 ini pun bisa menimbulkan gejala seperti batuk dan flu.
Sedangkan, penularan virus corona Covid-19 antar manusia sendiri bisa melalui tetesan cairan (droplets) dari hidung atau mulutnya. Virus itu akan menginfeksi orang lain ketika mereka menyentuh mata, hidung atau mulut.
Sejauh ini, jumlah kasusus corona Covid-19 yang menyerang anak-anak masih rendah, dibanding orang dewasa. Menurut data yang dilansir oleh The Conversation, hanya 416 atau kurang 1 persen dari lebih 44 ribu kasus yang dikonfirmasi berusia 9 tahun atau lebih muda.
Tetapi, tidak ada kematian pada anak-anak yang terinfeksi virus corona Covid-19 ini. Di Australia sendiri, hanya ada satu anak yang terinfeksi virus corona Covid-19.
Jika anak-anak terinfeksi tetapi memiliki gejala yang lebih ringan, mereka mungkin berperan penting dalam penularan virus corona Covid-19. Mereka bisa meningkatkan penularan virus corona melalui kegiatannya sehari-hari.
Dalam kasus ini, mencegah anak-anak terinfeksi influenza telah terbukti bisa menjadi strategi pencegahan masyarakat yang efektif. Penutupan sekolah sementara waktu mungkin bisa jadi pilihan ketika belum ada vaksin untuk mengatasi corona Covid-19.
Lalu, bagaimana gejala-gajal corona Covid-19 yang dialami anak-anak?
Para dokter di China melaporkan anak-anak yang terinfeksi virus corona Covid-19 biasanya sering batuk, hidung tersumbat, pilek, diare dan sakit kepala.
Ada pula sebagian anak-anak, penderita corona Covid-19 juga mengalami demam. Meskipun gejala demam ini tidak dialami oleh semua penderita corona Covid-19.
Baca Juga: Bagaimana Cara Singapura Memastikan Pasien Virus Corona Benar-benar Sembuh?
Sementara itu, mayoritas anak-anak remaja yang terinfeksi corona Covid-19 di China juga mengalami infeksi ringan. Tetapi, kondisi mereka pulih dalam satu hingga dua minggu.
Bahkan bayi yang rentan terhadap infeksi pernapasan parah, memiliki gejala infeksi virus corona Covid-19 yang relatif ringan daripada orang dewasa.
Anda bisa mengetahui anak terinfeksi corona Covid-19, karena sebagian besar mereka memiliki gejala pernapasan dan atau batuk. Gejala ini memang tergolong sulit dibedakan dengan jenis virus lainnya, termasuk influenza dan rhinovirus.
Namun sejauh ini, semua anak dengan corona Covid-19 yang dikonfirmasi telah memiliki anggota keluarga yang melakukan kotak dekat dengan penderita atau sudah mengalami gejala corona Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat