Suara.com - Sebagai salah satu upaya menemukan kasus positif virus corona Covid-19 di masyarakat, pemerintah menyediakan 125 ribu kit rapid diagnostic test atau alat pemeriksaan cepat rapid test.
"Pemerintah sudah melaksanakan kegiatan skrining massal dengan metode rapid test ditujukan untuk secepatnya melaksanakan pencarian kasus positif di tengah masyarakat," papar Achmad Yurianto, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dalam konferensi pers melalui akun YouTube BNPB, Senin (23/3/2020).
Mulai hari ini, ratusan ribu kit rapid test tersebut akan dibagikan ke seluruh Indonesia.
Sebelumnya, Yurianto juga menyebutkan metode rapid test sudah dilakukan di beberapa tempat dengan hasil beberapa positif, meskipun lebih banyak ditemukan hasil negatif.
Namun Yurianto menegaskan bahwa hasil negatif tak menjamin bahwa pasien yang telah melakukan rapid test bebas dari Covid-19.
"Perlu diketahui bersama bahwa hasil negatif tidak memberikan jaminan bahwa yang bersangkutan tidak sedang sakit," kata Yuri.
Hal ini disebabkan pemeriksaan cepat dengan metode rapid test ini mengukur kadar antibodi dari munculnya virus. Untuk itu dibutuhkan waktu sekitar tujuh hari sejak infeksi terjadi agar antibodi muncul dan bisa terdeteksi, lanjut Yurianto.
Saat hasil rapid test diketahui negatif, bisa saja antibodi belum terbentuk karena infeksi baru berlangsung kurang dari tujuh hari.
Langkah selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan ulang setelah tujuh hari hingga hari ke-10 untuk mengukur antibodi kembali. "Apabila setelah pemeriksaan kedua ini tetap negatif, kita bisa menyimpulkan bahwa saat ini sedang tidak terinfeksi," sambungnya.
Baca Juga: Tangkal Corona, Pemkot Bandung Bangun Tempat Cuci Tangan di Pusat Keramaian
Yurianto juga mengingatkan bahwa manusia belum memiliki kekebalan untuk tidak terinfeksi SARS Coronavirus Tipe 2 penyebab sakit Covid-19. Dunia juga belum menemukan obat khusus serta vaksin mencegah infeksi Covid-19.
Sehingga, tambah Yurianto, sikap waspada menjadi penting terutama dengan melakukan isolasi diri serta mengatur jarak fisik dalam konteks berkomunikasi dengan siapapun.
Yurianto juga kembali mengingatkan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, aktif memonitor diri apabila ada gejala, dan segera periksakan ke fasilitas atau layanan kesehatan terdekat jika mengalami sakit.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental