Suara.com - Anggapan bahwa mayoritas yang terinfeksi virus corona atau Covid-19 didominasi oleh mereka yang lanjut usia (lansia) baru saja terpatahkan. Hasil kalkulasi kasus terbaru di Singapura mencatat bahwa mayoritas kasus ternyata terjadi di orang usia muda.
Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah pasien usia 20 dan 29 tahun telah melampaui pasien yang berusia 60 tahun. Ini menjadikan kelompok usia tersebut menjadi yang terbesar di antara yang lain.
Seperti dilansir dari The Star, kelompok muda ini disebut terinfeksi virus tersebut dari luar negeri, terutama dari Inggris.
Sebagai gambaran, dari total 558 pasien Covid-19, 141 berusia antara 20 dan 29 tahun. Sementara 111 pasien yang berusia 60 tahun ke atas. Dari 141 kasus dewasa muda ini, 78 persen, atau 111 kasus, diimpor.
Sekitar tiga dari lima, atau 68 dari 111 kasus orang dewasa muda yang diimpor, memiliki riwayat perjalanan ke Inggris.
Profesor Teo Yik Ying, dekan National University of Singapore (NUS) Saw Swee Hock School of Public Health mengatakan jumlah anak muda yang terinfeksi mencerminkan demografi orang-orang yang kembali ke Singapura sebagai akibat dari situasi global, di mana sejumlah negara di Eropa dan Amerika Utara melihat penyebaran komunitas secara luas.
"Sebagian besar orang yang datang ke Singapura dalam sepekan terakhir adalah penduduk lokal yang telah berada di luar negeri untuk studi, penempatan kerja atau magang. Mereka sebagian besar adalah orang berusia 20-an dan 30-an," kata dia.
Meskipun laporan-laporan sebelumnya menunjukkan bahwa para lansia lebih mungkin terinfeksi, fakta ini menunjukkan bahwa kaum muda tidak kebal terhadap virus.
"Saya harus menekankan bahwa Covid-19 bukan penyakit orang tua. Anak-anak, serta orang dewasa yang sehat, juga rentan terhadap itu," jelas Profesor Teo Yik Ying.
Baca Juga: Cegah Penularan Corona, Pelayanan SIM di Daan Mogot dan Mal Tutup Sementara
Sementara orang tua dan orang-orang dengan masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya lebih mungkin untuk berkembang menjadi infeksi yang lebih parah dan mengalami tingkat kematian yang lebih tinggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan