Suara.com - Presiden Joko Widodo telah melakukan rapid test (tes cepat) corona Covid-19, pada 20 Maret 2020.
Kebijakan tersebut memicu keresahan di sebagian masyarakat sehingga mereka berbondong-bondong membeli alat tes cepat tersebut di sejumlah e-commerce.
Menanggapi hal tersebut, Dekan Fakultas Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH tidak merekomendasikan masyarakat menggunakan alat tes cepat yang tidak valid, di mana sensitivitas dan spesifitasnya masih diragukan.
"Saya tidak merekomendasikan rapid test yang tidak valid. Pemerintah juga belum mengizinkan ada suatu rapid test yang digunakan untuk kepentingan diperjualbelikan," katanya dalam konferensi pers yang diselenggarakan FKUI melalui YouTube, Jumat (27/3/2020).
Ia menambahkan bahwa pemerintah juga sudah menetapkan bahwa pelaksanaan rapid test corona ini diutamakan pada kelompok yang termasuk dalam kategori orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP),
"Ini yang jadi prioritas utama. Di masyarakat umum yang bukan menjadi ODP atau PDP menurut saya bukan menjadi prioritas," lanjutnya lagi.
Prof Ari menyebut telah menemukan puluhan alat rapid test yang dijual di berbagai e-commerce nasional. Ia mengimbau masyarakat untuk berhati-hati, karena alat ini memang mudah, bisa dikerjakan di mana-mana, interpretasinya tidak terlalu sulit.
Lebih lanjut, apabila kita membeli alat rapid test yang tidak valid dari e-commerce, hasil yang dikeluarkan juga bisa menimbulkan kerancuan karena tidak bisa dipertanggung jawabkan. Ini dikarenakan yang sebaiknya menggunakan alat ini adalah tenaga kesehatan yang mumpuni.
Jika menjadi salah satu masyarakat yang harus mengikuti rapid test ini, hasil yang negatif bukan berarti aman. Karena menurut penuturan Prof Ari bisa saja kita masih berada di dalam window period atau masa inkubasi.
Baca Juga: Tidak Social Distancing, Dipenjara 6 Bulan atau Denda Rp 113 Juta
"Artinya apa? Virus masuk ke tubuh kita, tapi belum bergejala dan belum terdeteksi oleh antibodi kita. Sebaiknya dua minggu diisolasi dulu, kita lihat apabila ada gejala demam harus segera dibawa ke rumah sakit," paparnya.
Ia juga berharap ada alat rapid test lokal yang dikembangkan di Indonesia, yakni alat yang memiliki antigen yang berasal dari pasien-pasien yang ada di Indonesia sehingga cocok dengan antibodi masyarakat kita.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan