Suara.com - Kehamilan memang menurunkan sistem kekebalan tubuh, namun tidak membuat wanita hamil lebih berisiko terinfeksi virus corona. Hal tersebut dinyatakan oleh Direktur Medis Telemedicine Maven, Dr. Jane van Dis.
"Sementara kehamilan memang melemahkan sistem kekebalan tubuh, tampaknya tidak membuat wanita rentan terhadap Covid-19," katanya pada Business Insider.
Wanita hamil dengan Covid-19 bahkan memiliki peluang lebih tinggi untuk selamat daripada orang-orang berisiko lain. Hal tersebut dibuktikan dalam sebuah penelitian terhadap 147 perempuan hamil di China.
Hasilnya, 8 persen mengalami kasus parah dan hanya 1 persen kasus kritis.
Sayangnya, wanita hamil berisiko lebih besar mengalami morbiditas dan mortalitas parah dari infeksi pernapasan lain seperti flu. Hal ini membuat American College of Obstetricians and Gynaecologists menjadikan perempuan hamil sebagai populasi berisiko Covid-19.
Oleh karena itu, Jane van Dis mengimbau wanita hamil tetap melakukan pembatasan sosial.
"Sementara saya pikir wanita hamil harus menjaga jarak sosial dan tidak panik," katanya.
Menularkan pada Janin
Dilansir dari Business Insider, ada beberapa bukti bahwa wanita hamil dengan Covid-19 dapat menularkannya kepada bayi di dalam rahim.
Baca Juga: Cegah Penyebaran Corona, Menaker Ingatkan Perusahaan Lindungi Pekerjanya
Sebelum 26 Maret, penelitian memang menunjukkan perempuan hamil dengan Covid-19 tidak dapat menularkan virus di dalam rahim.
Sebuah studi dari Lancet pada sembilan perempuan hamil di Wuhan menyimpulkan, bahwa tidak ada potensi penularan Covid-19 dari ibu hamil pada anak di dalam rahim.
Tetapi penelitian lain pada tanggal 26 Maret menjadikan kesimpulan itu menjadi pertanyaan. Sebab mulai ditemukan bayi baru lahir dengan positif Covid-19 meskipun sudah dilakukan tindakan pencegahan.
"Covid-19 kemungkinan dapat ditularkan secara vertikal dari seorang ibu ke janinnya," kata direktur medis Aeroflow Breastpumps, Dr. Jessica Madden pada Business Insider.
Selain itu, melahirkan dengan Covid-19 dapat meningkatkan risiko komplikasi, seperti lahir prematur.
Studi jurnal Translational Pediatrics dari 10 bayi baru lahir China yang ibunya menderita Covid-19 menemukan beberapa kondisi yang berbeda.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda