Suara.com - Membersihkan rumah bisa menjadi opsi kegiatan di rumah selama karantina yang dapat Anda lakukan. Selain agar tidak bosan, membersihkan rumah dibarengi dengan mendisinfektan perabotan rumah, juga dapat melindungi diri sendiri serta keluarga dari virus corona baru.
Ada banyak pembersih rumah tangga yang dapat Anda gunakan sebagai disinfektan di rumah. Mulai dari pemutih hingga etanol atau alkohol.
Pakar menyarankan untuk selalu menggunakan satu pembersih saja saat membersihkan rumah. Sebab, mencampurkan bahan-bahan kimia ini justru dapat berdampak negatif.
"Pada dasarnya semua terbuat dari bahan kimia, jadi keucali Anda tahu molekul di dalam botol dan bagaimana sifat mereka, dan bagaimana mereka bekerja, jangan coba ini di rumah," tutur Profesor di University of California, Vy Dong, Ph.D.
Terlebih jika Anda berencana menggunakan pemutih. Menurut ahli kimia Alexander Lu dari Dong Research Group mengatakan reaktivitas pemutih sangat tinggi sehingga respon bahan kimia ini dengan bahan kimia lain dapat menghasilkan bahan kimia beracun.
Dilansir Insider, berikut bahan pembersih rumahan yang tidak boleh digabungkan:
1. Amonia dan pemutih
Menurut Dong dan Lu, ini adalah kombinasi yang umumnya terjadi secara tidak sengaja karena banyak produk pembersih mengandung amonia.
Pencampuran amonia dan pemutih menghasilkan gas klor. Amonia akan bereaksi dengan klorin, menghasilkan kloramin yang bisa beracun dan berbahaya hingga menyebabkan gejala seperti nyeri dada dan batuk.
Baca Juga: Bahan Pembersih Ini Bisa Digunakan untuk Membunuh Virus Corona di Rumah
2. Pemutih dan cuka
Cuka adalah asam dan potensinya untuk toksisitas tidak boleh diremehkan. Ini memiliki pH rendah, biasanya di bawah tiga.
Ketika cuka dicampur dengan pemutih, dihasilkan gas klorin beracun.
"Gas ini digunakan sebagai senjata kimia dalam Perang Dunia I, menyebabkan kerusakan pada mata, hidung, dan paru-paru prajurit dengan pemaparan yang berkepanjangan," kata Lu.
3. Hidrogen peroksida dan cuka
Komponen cuka adalah asam asetat, dan menurut Lu, asam asetat ini akan membentuk zat kimia yang disebut asam perasetat bila dicampur dengan hidrogen peroksida.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?