Suara.com - Petugas medis, termasuk dokter dan perawat adalah orang yang berisiko tinggi tertular virus corona Covid-19. Sebuah studi pun menemukan mereka lebih rentan mengalami depresi dan kelalahan tinggi daripada masyarakat umum.
Penanganan pasien yang tak ada habisnya selama wabah virus corona Covid-19 bisa memperburuk masalah kesehatan mental mereka yang akan beerdampak pada layanan medis.
Karena itu dilansir oleh inquirer.com, beberapa rumah sakit di Philadephia memberikan program kesehatan khusus untuk menunjang karyawannya di tengah pandemi. Contohnya Einstein Medical Center Philadelphia yang menyediakan pertolongan pertama psikologis melalui sesi dukungan virtual dengan psikiater dan hotline 24/7 untuk petugas medisnya.
Penn Medicine membentuk komite kesehatan tenaga kerja, sementara Rumah Sakit Universitas Thomas Jefferson menawarkan kelas yoga kepada karyawan, sesi kebugaran virtual dan kiat-kiat bagaimana anak-anak sekolah di rumah.
Sebuah studi baru di JAMA Network Open menemukan bahwa kesehatan mental pekerja layanan kesehatan di Tiongkok menurun akibat perawatan pasien corona Covid-19.
Para ahli kesehatan mental telah menyatakan keprihatinannya tentang efek psikologis yang meluas karena terbatasnya alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis.
"Siapa pun yang berada di garis depan menangani virus corona Covid-19 sekarang ini sangat luar biasa. Pekerjaan dan tingkat stres mereka secara signifikan jauh lebih besar dari hari biasanya. Seluruh struktur dukungan mereka terganggu. Kami tidak bisa mengukur tingkat kelelahan dokter kami," kata Lisa Bellini, Ketua komite kesehatan tenaga kerja COVID-19 dari Penn Medicine.
Menurut Bellini, sekarang ini semua dokter dan perawat sedang berada dalam fase heroik manajemen krisis. Kondisi ini ditandai dengan tingkat aktivitas yang tinggi, tingkat produktivitas yang rendah dan rasa altruisme.
Dalam mengatasi situasi ini, komite kesehatan tenaga kerja Penn telah menyediakan kamar hotel gratis sebagai tempat istirahat pada petugas medis dan membatasi paparan virus kepada anggota keluarga mereka di rumah.
Baca Juga: Studi Klaim Obat Kutu Kepala Bisa Bunuh Virus Corona Covid-19
Selain itu, komite juga meluncurkan situs web bagi publik yang ingin mengirimkan pesan-pesan penghiburan dan terima kasih kepada petugas medis selama 24 jam. Pesan dan gambar ini pun ditampilkan di layar komputer di rumah sakit Penn.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak