Suara.com - Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) tengah melakukan penelitian kesehatan mental kepada para tenaga medis di Jakarta yang menangani langsung pasien Covid-19.
Menurut anggota PDSKJI, Dr. Nova Riyanti Yusuf, kabar meninggalnya sejumlah dokter senior yang tengah menangani pasien Covid-19 cukup membuat para tenaga medis lain terpukul.
"Kepergiaan senior-senior kita sebenarnya meruntuhkan sedikit demi sedikit semangat kita. Artinya, ini tidak mudah," kata Nova dalam diskusi online pada akun Facebook Sandiaga Uno, Minggu (5/4/2020).
Nova mengatakan, penelitian itu meniru yang telah dilakukan China sebelumnya. Negeri Tirai Bambu itu melakukan survei terhadap 1.257 tenaga kesehatan. Dari total koresponden, 60 persen di antaranya bekerja di rumah sakit Wuhan, pusat wabah virus corona.
Sementara itu, 41,5 persen merupakan tenaga kesehatan yang bersentuhan langsung dengan pasien positif Covid-19. Terdiri dari 60 persen perawat, 39 persen dokter dengan rentang usia 64 tahun, 7 persen di antaranya 26 hingga 40 tahun, dan 76 persen berjenis kelamin perempuan.
Hasil survei kejiwaan terhadap tenaga medis di China, lanjut Nova, menunjukkan bahwa separuhnya mengalami depresi.
"Gejala kejiwaan yang muncul kepada mereka 50,4 persen mengalami gejala depresi. Kecemasan 44,6 persen, insomnia 34 persen, dan stres 71,5 persen," papar Nova.
Ia menambahkan, tenaga medis yang berhadapan langsung dengan pasien positif Covid-19 dan kelompok tim medis perempuan berisiko paling tinggi mengalami masalah kejiwaan.
"Kita lihat nanti di Jakarta. Kita baru akan running," katanya.
Baca Juga: Sedih Banget! 12 Ribu Tenaga Kesehatan Spanyol Positif Corona Covid-19
Oleh karena itu, Nova menyampaikan bahwa tenaga kesehatan harus dibuat merasa aman dengan memastikan fasilitas alat pelindung diri (APD) memadai.
Jika perasaan aman telah dimiliki, lanjut Nova, tenaga medis bisa nyaman dan memberikan pelayaan terbaik kepada pasien.
"Juga menjaga kesehatan fisik dan mental tim medis, serta asupan makanan bergizi. Terakhir waktu istirahat baik bagi para tenaga kesehatan," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis